health

Waspada Parents! Anak dengan Alergi Lebih Berisiko Stunting, Pakar Ungkap Alasannya

Kok bisa anak dengan alergi lebih berisiko stunting? Simak penjelasan pakar kesehatan.


Editor: Cahyaningrum
Rabu, 31 Mei 2023 | 16:29 WIB
Ilustrasi anak alergi cuaca dingin. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)
Ilustrasi anak alergi cuaca dingin. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)

Parents perlu tahu bahwa anak yang memiliki alergi disebut lebih berisiko mengalami gangguan tumbuh kembang atau stunting.

Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi dari Universitas Airlangga Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K).

“Satu, penghindaran makanan dengan protein tinggi dalam jangka waktu lama lalu penghindaran tanpa dasar yang jelas," katanya dalam sebuah webinar kesehatan, Rabu (31/5/2023).

Padahal, lanjut Zahrah, anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang sangat membutuhkan asupan protein tinggi. Namun bila sudah dipantang sejak dini maka kebutuhan protein yang tidak tercukupi tersebut tentu saja bisa memengaruhi tumbuh kembang anak.

Nggak hanya itu, bila Parents terlalu lama menerapkan pantangan makan pada anak bisa menyebabkan penurunan nafsu makan.

Masalah lain, lanjut Zahrah, umumnya alergi pada anak akan timbul pada malam hari sehingga bisa mengganggu jam tidurnya. Kondisi ini juga dapat memengaruhi tumbuh kembang anak.

Gangguan tumbuh kembang anak seperti stunting, kata Zaharah, sering terjadi pada anak alergi di bawah usia 3 tahun, sehingga jika dibiarkan maka akan lebih sulit mengejar pertumbuhannya seperti anak stunting yang didapatkan sejak awal.

“Dampak stunting itu dia bisa memperlambat perkembangan otak. Dampak jangka panjangnya bisa gangguan mental loh. Rendah kemampuan belajar kemudian ada risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi hingga obesitas,” jelas Zahrah yang merupakan anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Oleh sebab itu, ia menganjurkan Parents bisa mendeteksi penyebab alergi anak sejak dini.

Bila lokasi tempat tinggal jauh dari rumah sakit yang menyediakan dokter anak alergi atau dokter spesialis anak, maka Zahrah menyarankan Parents melakukan diet eliminasi pada.

“Mereka bisa melakukan diet eliminasi selama 3 minggu. Kemudian lakukan provokasi. Kalau sudah diketahui penyebabnya, maka hindari selama 3 sampai 6 bulan. Penghindaran daripada makanan ini harus berdasarkan hasil diet eliminasi dan provokasi. Jadi jangan dieliminasi terlalu lama. Kalau 3 minggu membaik, harus diprovokasi,” kata Zahrah.

Menurut Zahra risiko malnutrisi dan stunting lebih besar terjadi pada anak yang memiliki banyak pantangan makanan dan dalam jangka waktu yang lama. Makin lama dipantang, maka risiko gangguan tumbuh kembangnya juga lebih tinggi.

Terakhir, Zahrah juga mengingatkan agar makanan pengganti pada anak alergi pun harus sesuai. Kemudian, pemantauan penambahan berat dan tinggi badan juga diperlukan.

"Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk memeriksakan secara rutin kondisi anak yang memiliki alergi," tutup Zahra.

Tag anak alergi

Terkini