parenting

Anak Alergi, Dokter Anjurkan Parents Tak Kekang Buah Hati Soal Makanan, Mengapa?

Pakar kesehatan menjelaskan alasan anak yang alergi tidak perlu terlalu dikekang termasuk soal makanannya.


Editor: Cahyaningrum
Rabu, 10 Mei 2023 | 21:00 WIB
Ilustrasi makan. (Foto: Pexels/ Alex Green)
Ilustrasi makan. (Foto: Pexels/ Alex Green)

Dokter anak konsultan alergi imunologi yang juga terhimpun dalam anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Isman Jafar, Sp.A(K) mengimbau Parents tidak terlalu mengekang anak yang mengidap alergi, khususnya makanan.

“Itu malah kita jadi merusak hidup seorang anak. Kan anak itu mau coba semua. Kalau ibunya punya pola pikir ‘Jangan, kamu kan alergi. Nggak boleh’. Jadi anaknya mau ini dikekang, mau itu nggak boleh,” ungkap Isman saat dijumpai di Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (10/5/2023) dilansir Antara.

Padahal yang benar, lanjut dia, sebelum ada pernyataan dari dokter bahwa anak alergi, maka baru sebatas prasangka.

Namun kalau pun benar mengalami alergi, sebaiknya kata Isman, orang tua jangan terlalu mengekang anak, termasuk soal makanan.

Ia juga menjelaskan bahwa alergi terhadap makanan atau food alergy akan meningkat tinggi di usia 1 sampai 2 tahun.

Namun, itu tidak berarti Parents melarang anak mengonsumsi makanan tersebut selama-lamanya.

“Jadi kalau misalnya usia di atas 2 tahun itu akan makin berkurang. Dan misalnya kalau sudah 6 sampai 7 tahun ya jangan dilarang-larang juga. Kita biarkan saja anaknya makan makanan tersebut dengan harapan akan timbul toleransi,” kata Isman.

“Nah toleransi ini adalah kebalikan dari alergi. Jadi zat yang tadinya tubuh anggap berbahaya, kita sudah mengenal zat tersebut. Sehingga lama-lama tubuh sudah akrab dengan zat tersebut. Jadi berteman jadinya. Nah itu yang kita harapkan anak-anak akan bisa toleransi,” sambungnya.

Kendati demikian, Isman juga mengingatkan bahaya apabila anak sudah mengalami reaksi anafilaksis. Anafilaksis adalah reaksi alergi berat dan terjadi secara tiba-tiba setelah tubuh terpapar pemicu alergi.

“Tapi ada bahayanya juga. Ketika dikasih misal timbul reaksi anafilaksis. Misal menyerang beberapa anggota tubuh seperti jantung dan lain-lain. Nah itu risiko. Jangan coba-coba. Tapi kalau belum ada bukti pasti, biasa saja. Santai saja,” terangnya.

Di sisi lain, psikolog anak dan parenting coach Irma Gustiana A, S.Psi., M.Psi juga menyampaikan hal serupa. Dia mengimbau agar orang tua tidak memberikan label alergi terhadap anak-anaknya.

“Jangan kasih label. Misalnya ngomong ‘Kamu tuh kan alergian nak’ gitu. Jangan begitu. Karena dia akan sugesti ke dirinya ‘Aku tuh alergian. Aku tuh lemah, aku beda’. Bisa dua yang terjadi. Antara dia nggak pede atau dia bisa jadi sangat membuat itu menjadi alasan,” papar Irma.

“Karena anak itu tricky. Dia bisa memanipulasi itu. Jadi jangan labeling. Tapi dia tetap perlu tahu kondisi dia. Jadi cara komunikasiinnya ‘Kalau makan ini nanti kamu batuk. Kita cari yang lain ya atau kita cari yang rasanya mirip’ gitu,” kata dia.

 

Tag anak alergi

Terkini