health
Musim Hujan, Waspada Leptospirosis
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur beberapa wilayah di Indonesia mengakibatkan banjir. Berbagai penyakit mulai menjangkiti warga yang terkena banjir, salah satunya adalah leptospirosis.
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur beberapa wilayah di Indonesia mengakibatkan banjir. Berbagai penyakit mulai menjangkiti warga yang terkena banjir, salah satunya adalah leptospirosis.
leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang ditularkan melalui air banjir atau tanah yang terkontaminasi bakteri ini.
Bakteri ini dapat menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi. Beberapa hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Melansir dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, leptospirosis merupakan bakteri Leptospira interrogans yang dibawa oleh hewan.
Bakteri leptospira dapat hidup selama beberapa tahun di ginjal hewan tersebut tanpa menimbulkan gejala. Beberapa hewan yang dapat menjadi sarana penyebaran bakteri leptospira adalah : tikus, anjing, babi, kuda, sapi.
Umumnya penderita leptospirosis mengalami gejala setelah 2 hari sampai 4 minggu terinfeksi bakteri leptospira. Gejala yang muncul adalah demam, sakit kepala, mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
Selain itu, penderita leptospirosis juga mengalami diare, mata merah, nyeri otot, sakit perut, bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.
leptospirosis bisa ditularkan dengan cara berikut ini:
• Kontak langsung antara kulit dengan urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
• Kontak antara kulit dengan air dan tanah yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
• Mengonsumsi makanan yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri penyebab leptospirosis.
Bakteri leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek.
Selain itu, bakteri ini bisa juga masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terjangkit infeksi leptospirosis, yaitu:
1. Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan.
2. Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak atau pemilik hewan peliharaan.
3. Memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan saluran pembuangan atau selokan.
4. Tinggal di daerah rawan banjir.
5. Sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas.
6. Minum dari sumber air yang berpotensi terkontaminasi bakteri, seperti air banjir, air sungai, atau air ledeng yang tidak bersih
7. Mengonsumsi makanan yang telah terkena air yang terkontaminasi
8. Mandi atau berendam dalam air banjir atau air tawar yang terkontaminasi, terutama ketika menyelam atau jika memiliki luka terbuka saat kontak dengan air
Moms n Dads, jika mengalami gejala-gejala tadi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa segera ditangani. Sebab jika terlambat bisa mengalami beberapa komplikasi seperti:
• Cedera ginjal akut.
• Trombositopenia
• Perdarahan saluran cerna
• Perdarahan paru
• Gagal hati
• Rhabdomyolysis atau kerusakan otot rangka.
• Penggumpalan darah yang tersebar di seluruh tubuh.
• Keguguran pada ibu hamil
• Gagal jantung hingga mengakibatkan kematian
Komplikasi yang terjadi akibat leptospirosis cukup serius dan dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko penyebaran infeksi leptospirosis yaitu :
1. Mengenakan pakaian pelindung, sarung tangan, sepatu bot, dan pelindung mata saat anda bekerja di area yang berisiko menularkan bakteri Leptospira.
2. Menutup luka dengan plester tahan air, terutama sebelum kontak dengan air di alam bebas.
3. Menghindari kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, seperti berenang atau berendam.
4. Mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya.
5. Mencuci tangan setiap sebelum makan dan setelah melakukan kontak dengan hewan.
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
7. Melakukan vaksinasi hewan peliharaan atau ternak.