health
Nunung Srimulat Botak Usai Kemoterapi, Pahami Yuk Prosesnya, Manfaat dan Efek Sampingnya
Penting bagi pengidap kanker payudara mengetahui proses kemoterapi, manfaat dan efek sampingnya
Komedian Nunung Srimulat beberapa waktu lalu menjalani kemoterapi untuk penanganan kanker payudara yang diidapnya hingga mengalami kerontokan rambut.
Lantaran kerontokan rambutnya cukup parah, Nunung pun memutuskan untuk memangkas seluruh rambutnya alias botak.
Hal tersebut Nunung ungkapkan melalui kanal YouTube Taulany TV. Di kesempatan tersebut ia menunjukkan penampilan terbarunya dengan kepala plontos.
Proses kemoterapi untuk penanganan kanker, termasuk kanker payudara memang bisa berakibat rambut rontok. Mengapa? Simak ulasan lengkapnya tentang proses kemoterapi untuk penanganan kanker payudara, manfaat dan efek sampingnya.
Berbicara soal kemoterapi untuk penanganan kanker payudara, dilansir Halodoc, ada beberapa kondisi yang membuat pengidap dianjurkan menjalani terapi tersebut sebagai upaya untuk menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker, antara lain:
Setelah Operasi (kemoterapi Ajuvan)
kemoterapi pada kondisi ini digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang masih menyebar.
Terapi tersebut dilakukan untuk mengatasi supaya kanker tersebut tidak kambuh kembali.
Apabila kemoterapi tidak dilakukan, tumor baru mungkin saja timbul di bagian tubuh lain.
Sebelum Operasi (kemoterapi Neoadjuvant)
Cara ini dapat digunakan untuk mengecilkan tumor sehingga bisa diangkat dengan operasi sederhana. kemoterapi jenis ini umumnya digunakan ketika kanker terlalu besar untuk diangkat.
Cara ini pun dapat dilakukan untuk melihat respons dari kanker tersebut. Bila upaya ini tidak berhasil mengecilkan tumor, pengobatan yang lain pun akan dilakukan.
Sama seperti cara sebelumnya, cara ini juga ditujukan untuk menghentikan penyebaran tumor ke bagian tubuh lain.
Pengobatan Lanjutan
Pengobatan yang lebih intens dapat dilakukan apabila tumor tersebut telah menyebar ke luar payudara.
Hal tersebut dapat terlihat ketika diagnosis dilakukan atau perawatan awal. Lama perawatan yang dilakukan tergantung pada seberapa parah tumor yang terjadi.
Pengobatan kemoterapi yang dapat menangani kanker payudara umumnya diberikan melalui intravena.
Cara tersebut dapat dilakukan dengan suntikan atau infus. Umumnya dosis yang lebih besar diperlukan untuk melakukan kemoterapi.
Dokter akan memberlakukan siklus pengobatan untuk mengatasi kanker payudara yang terjadi.
Periode tersebut dapat digunakan untuk beristirahat dan pulih dari efek obat.
Selain itu, lama perawatan yang dilakukan tergantung pada seberapa efektif pengobatan dan efek samping yang timbul.
Efek Samping Kemoterapi
kemoterapi untuk menangani kanker payudara dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan. Gunanya untuk menargetkan dan menghancurkan sel-sel kanker payudara.
Obat-obatan ini biasanya diberikan langsung ke pembuluh darah melalui jarum atau sebagai pil.
kemoterapi merupakan tindakan medis yang paling sering dilakukan oleh dokter.
Tindakan ini dapat meningkatkan peluang untuk sembuh, mengurangi kanker kembali, dan mengurangi gejala kanker yang timbul.
Selain kemoterapi, perawatan lain pun dapat dilakukan. Perawatan lainnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker payudara adalah pembedahan, radiasi, atau terapi hormon.
Apabila kanker payudara yang terjadi telah menyebar, kemoterapi dapat mengendalikan penyebarannya.
Tindakan tersebut dapat membuat pengidapnya memiliki harapan hidup yang lebih panjang.
Di samping itu, kemoterapi dapat meringankan gejala yang timbul karena kanker tersebut.
Meski begitu, kemoterapi untuk menangani kanker payudara dapat menyebabkan efek samping, karena bisa merusak sel sehat di sekitar kanker.
Kerusakan pada sel yang sehat inilah yang membuat tubuh mengalami gangguan kesehatan seperti kelelahan, mual muntah, rambut rontok, sariawan, sakit tenggorokan, diare, dan penurunan daya tahan tubuh.
Untuk mengatasi efek samping tersebut pengidap kanker payudara seperti Nunung Srimulat harus menerapkan pola hidup sehat seperti pola makan sehat dengan gizi seimbang dan kaya antioksidan, olahraga sesuai kemampuan, istirahat cukup, menghindari paparan asap rokok, minuma alkohol dan kebiasaan buruk lainnya, mengelola stres dengan baik, menghindari infeksi dengan penggunaan masker dan rajin mencuci tangan.