health

Jaga Gizi Si Buah Hati Ya Moms, Jangan Sampai Kekurangan Zat Besi, karena Bisa Menurunkan Kemampuan Belajar

Kekurangan zat gizi akan mempengaruhi kemampuan buah hati buat belajar, moms.


Editor: Yani
Selasa, 3 Januari 2023 | 15:19 WIB
Ilustrasi ibu dan anak.
Ilustrasi ibu dan anak.

Gizi anak di masa pertumbuhan sebaiknya harus diperhatikan serius loh Moms and Dads. Sebab, jika anak kekurangan gizi akan membuat kemampuan belajarnya menjadi menurun.

Tak hanya itu, dalam jangka panjang malah bisa mengganggu pertumbuhan.

"Kekurangan zat besi khususnya pada anak memiliki dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya gangguan pada perkembangan kognitif, motorik, sensorik serta perilaku dan emosi," kata Ahli gizi ibu dan anak, Prof Dr drg Sandra Fikawati, MPH.

Apalagi saat anak memasuki usia sekolah, kekurangan zat besi akan berdampak pada kurangnya konsentrasi saat belajar, ketidakmampuan belajar, hingga perkembangan yang tertunda.

Fikawati mengemukakan, zat besi merupakan salah satu mikronutrien atau sering juga dikenal sebagai vitamin dan mineral yang sangat penting untuk mendukung kemampuan belajar anak.

Saat ini ada, menurut Fikawati, ada jutaan anak mengalami pertumbuhan terhambat, keterlambatan kognitif, kekebalan yang lemah dan penyakit akibat defisiensi zat besi.

"Padahal, anak usia prasekolah membutuhkan dukungan lingkungan yang baik, terutama dukungan gizi seimbang sehingga orang tua harus mengetahui kebutuhan gizi, cara pemenuhannya serta upaya perbaikan gizinya," katanya.

Jika orangtua tak mewaspadainya, dampaknya akan diketahui saat sudah terlambat.

"Meskipun seorang anak mungkin terlihat kenyang, bisa jadi tubuhnya tengah kelaparan akibat kekurangan zat gizi mikro.” kata Fikawati.

Sementara itu, menurut dokumen WHO disebutkan, ada bukti kuat melalui penelitian bahwa kekurangan zat besi terlihat secara meyakinkan menunda perkembangan psikomotor dan mengganggu kinerja kognitif anak prasekolah dan anak usia sekolah di Mesir, India, Indonesia, Thailand dan Amerika Serikat.

WHO memperkirakan 30 persen hingga 80 persen anak di negara berkembang mengalami kekurangan zat besi pada usia satu tahun. Anak-anak ini akan mengalami keterlambatan perkembangan kognitif maupun psikomotor.

Ketika mereka mencapai usia sekolah mereka akan mengalami gangguan kinerja dalam tes bahasa keterampilan, keterampilan motorik dan koordinasi, setara dengan defisit 5 hingga 10 poin dalam tingkat inteligensi.

Sementara itu, Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi), Prof Dr Ir Hj Netti Herawati, MSi selalu meminta agar orangtua memerhatikan asupan bergizi di rumah untuk mendukung proses belajarnya agar bisa menyerap ilmu dengan optimal.

Dia menyebut, penyebab kekurangan zat besi paling banyak disebabkan karena pola makan yang tidak seimbang dan adanya gangguan proses penyerapan zat besi.

"Kekurangan mikronutrien memang sering disebut sebagai 'kelaparan tersembunyi' karena dampaknya tidak akan langsung terlihat, namun berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu," katanya.

Khususnya zat besi, mikronutrien ini berfungsi mengantarkan oksigen ke paru-paru untuk digunakan ke bagian tubuh lainnya. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan konsumsi zat besi maupun mikronutrien lainnya yang dibutuhkan untuk membantu penyerapan zat besi yang optimal seperti Vitamin C.

Ketika anak sudah berusia satu tahun ke atas dan bisa mengonsumsi makanan rumah, orang tua perlu memastikan konsumsi makanan yang mengandung zat besi secara teratur. zat besi bisa ditemukan pada daging sapi dan ayam, hati, telur, kacang-kacangan, ikan dan sayuran.

Tak hanya itu, ia berharap orangtua juga perlu memastikan konsumsi makanan sumber vitamin C untuk mendukung penyerapan zat besi.

Kombinasi zat besi dengan vitamin C juga dapat ditemukan pada makanan dan minuman terfortifikasi zat besi dan vitamin C seperti susu pertumbuhan untuk anak di atas satu tahun.

Tag zat besi Kesehatan Anak gizi anak

Terkini