health
Tiga Risiko Bagi Anak yang Kurang Makan Sayur
Ada beberapa dampak buruk bila anak kurang makan sayur, salah satunya yang paling terlihat adalah pertumbuhan dan perkembangan anak bisa tidak optimal.
Mengonsumsi sayur bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan menjadi salah satu hal yang penting. Apalagi di dalam sayur mengandung serat yang menjadi unsur penting dalam memenuhi nutrisi. Namun apa jadinya, jika anak kekurangan mengonsumsi sayur?
Ada beberapa dampak buruk bila anak kurang makan sayur, salah satunya yang paling terlihat adalah pertumbuhan dan perkembangan anak bisa tidak optimal.
Lantaran itu, orangtua harus mencukupi kebutuhan gizi anak ketika memasuki usia 1 hingga 12 tahun. Sebab bisa mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat pada anak.
Jika anak kurang makan sayur, maka setidaknya ada tiga risiko yang dihadapi, yakni:
- Persoalan kesehatan gigi dan mulut
sayur yang dikonsumsi dengan cara dimakan segar atau dikonsumsi dalam bentuk jus juga dapat membantu membersihkan gigi dan mulut serta mencegah masalah seperti plak dan gigi berlubang.
- Obesitas dan masalah kesehatan lainnya
sayur mengandung serat yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko obesitas. Tentunya, jika anak kurang makan sayur, mereka mungkin lebih cenderung mengonsumsi makanan olahan yang tinggi kalori dan rendah serat.
Jika hal ini terjadi, maka dapat meningkatkan risiko obesitas dan. Bahkan dalam jangka panjang, kekurangan makan sayur bisa menimbulkan penyakit lain, seperti diabetes dan jantung.
- Persoalan mental dan emosional
Sebagai sumber nutrisi penting, sayur ternyata sangat bepengaruh pada kesehatan mental dan emosional, terutama asam folat yang dikenal dapat meningkatkan mood, suasana hati, dan mengurangi risiko depresi.
Jika anak kurang makan sayur, mereka mungkin lebih rentan terhadap masalah mental dan emosional.