health

Moms, Kata Dokter Jangan Diet Dulu Ya Kalau Sedang Ikutan Progran Bayi Tabung

Saat mengikuti program bayi tabung ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya persoalan diet yang dianjurkan untuk tidak dilakukan.


Editor: Yani
Jumat, 16 Desember 2022 | 07:18 WIB
Ilustrasi ibu hamil.
Ilustrasi ibu hamil.

Mendambakan kehadiran anak dalam sebuah perkawinan menjadi salah satu hal yang membahagiakan. Namun tak jarang pasangan suami istri yang menginginkan anak sebagai buah pernikahan melakukan program kehamilan, seperti bayi tabung.

Tapi Moms, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan saat program bayi tabung ini sedang berjalan loh. Menurut Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSAB Harapan Kita Jakarta Hadi Sjarbaini, salah satu hal yang tidak dianjurkan saat menjalani program bayi tabung ini adalah diet.

Ia menyarankan agar para ibu yang akan atau sedang mengikuti program bayi tabung untuk tidak melakukannya.

"Jadi pada ibu atau istrinya itu biasanya kita tidak anjurkan untuk diet," katanya seperti dilansir Antara.

Jika tetap melakukan diet pada masa program ini, Hadi menjelaskan, akan berdampak pada kurangnya asupan gizi kepada ibu dalam aspek karbohidrat, protein atau lemak. Persoalan ini kemudian menyebabkan sel telur yang dihasilkan ovarium atau indung telur tak dapat tumbuh dan juga berkualitas kurang baik.

Selain itu, saat melakukan diet atau olahraga yang sering akan membuat kalori terbakar. Padahal untuk membangun sel telur dibutuhkan kalori, karean itu dianjurkan untuk melakukan diet sesuai dengan porsinya.

"Disarankan jangan, sebenarnya makan atau olahraganya itu biasa saja jangan gila-gilaan. Misal, makan nasi padang, itu tidak usah membatasinya. Biasa saja dan terus beraktivitas seperti biasa supaya tidak semua lemak terbakar," katanya.

Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya bagi ibu yang menjalankan program bayi tabung merasakan nyaman dan terhindar dari stres. Apalagi program bayi tabung akan menghabiskan waktu 9-12 hari dimulai dari konsultasi dan skrining.

Saat telur sudah matang melalui prosedur khusus, dokter akan mengambilnya melalui bimbingan USG.

Selama masa tersebut, dibutuhkan waktu 3-5 hari untuk menyimpan sel telur yang akan menjadi bakal janin untuk kemudian bisa ditransfer kembali masuk melalui vagina ibu.

Saat dimasukkan ke dalam rongga rahim, ibu tidak akan dibius, namun tetap mendapatkan pendampingan dari dokter dan perawat.

"Katakan lah 12 hari kemudian tambah 5 hari. Jadi sekitar dua minggu tergantung respon ibu pada stimulasi itu. Kalau responnya bagus akan lebih cepat, tapi kalau responnya agak lambat mungkin kita butuh waktu lebih lama jadi spare (jeda) waktu antara dua sampai tiga minggu," ujarnya.

Selain diet, yang perlu diperhatikan adalah usia ibu, riwayat operasi seperti tumor atau kista serta pemakaian obat stimulasi atau obat penyubur yang berpengaruh pada penghasilan cadangan sel telur ibu.

Sedangkan pada laki-laki, faktor yang mempengaruhi keberhasilan bayi tabung adalah kebiasaan merokok yang mengganggu kualitas sperma, kebiasaan meminum alkohol serta suhu panas yang mempengaruhi produksi sperma pada buah zakar.

"Jadi sekali lagi, kita harus bersama-sama melihat jadwal dan konsekuensi pada jadwal itu, terutama untuk ibunya karena kita melakukan rangsangan pada stimulasi di indung telur. Itu dia butuh makanan butuh kalori butuh protein, gula, kolesterol dan lain-lain," katanya.

Tag diet bayi tabung sperma Ibu Hamil

Terkini