parenting

Putra Olla Ramlan Pacari Lolly, Bagaimana Harusnya Orangtua Menyikapi Pubertas Anak?

Jika Anda membolehkan anak untuk berpacaran, diskusikan batasan aktivitas saat berpacaran.


Editor: Ery Syahria
Selasa, 29 November 2022 | 16:41 WIB
Foto kolase Sean Mikael Alexander dan Laura Meuzani Nasseru Asry alias Lolly [Instagram]
Foto kolase Sean Mikael Alexander dan Laura Meuzani Nasseru Asry alias Lolly [Instagram]

Putra Olla Ramlan, Sean Mikael Alexander tengah berpacaran dengan Laura Meuzani Nasseru Asry alias Lolly. Sama seperti Sean, Lolly juga anak seorang figur publik, yakni Nikita Mirzani

Sean dan Lolly sama-sama masih berusia belasan tahun. Khusus Lolly masih termasuk remaja karena kini masih berumur 15 tahun. 

Meski masih ranum, Lolly tak malu-malu mengumbar gaya pacarannya dengan Sean lewat media sosial. Terlihat, dia dan Sean benar-benar lagi dimabuk asmara. 

Lantas bagaimana sikap orangtua yang bijak dalam menyikapi pubertas anak? Penasaran? Simak berikut ini.

Jangan panik

Wajar jika orangtua panik saat tahu anaknya mulai pacaran. Tapi usahakan jangan sampai marah. Sebab amarah hanya akan membuat anak tertutup tentang kisah asmaranya kini maupun di masa depan. Padahal, untuk mampu memastikan ia menjalani pacaran yang sehat, orangtua harus bisa menjadi tempat bercerita yang nyaman bagi anak.

Adaptasi dengan gaya pacaran anak zaman sekarang

Dengan kemajuan teknologi, gaya pacaran pun berubah. Kalau dulu orangtua pasti mengetahui pacar anak karena kiriman surat, telepon rumah, dan "apel" ke rumah, anak di era sekarang bisa lebih intens berpacaran melalui pesan singkat, berbagi foto, maupun video call via ponsel pintar. Melarang bisa berujung pada pacaran backstreet, karena itu orangtua harus mampu beradaptasi dengan hal ini.

Diskusikan batasannya

Jika Anda membolehkan anak untuk berpacaran, diskusikan batasan aktivitas saat berpacaran karena ia bisa saja mengadopsi gaya pacaran anak zaman sekarang yang tidak sesuai nilai agama, keluarga, dan budaya. Daftar bersama, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Beri informasi mengenai bahayanya seks bebas dan hal apa yang bisa membuka pintu ke arah tersebut.

Komunikasikan secara terbuka

Pilih waktu yang tepat untuk bertanya kepada anak tentang hubungan yang dijalaninya: siapakah pacarnya, bagaimana orangnya, kapan mereka "jadian". Jadilah pendengar yang baik, biarkan ia mengekspresikan perasaannya, alih-alih mencecarnya dengan larangan atau menertawakannya. Baginya, perasaan jatuh cinta yang ia alami adalah hal yang sangat penting dan kita harus menunjukkan respect. Anda pun bisa berbagi kisah cinta monyet Anda, untuk menunjukkan bahwa orang tuanya juga pernah mengalaminya dan itu adalah hal yang wajar. Jika anak menolak, mungkin ia belum siap untuk bercerita. Coba dengan cara lain di lain waktu.

Samakan persepsi 

Apa yang orangtua maksud dengan "pacaran" mungkin berbeda dengan definisi yang anak miliki. Menurut dr.Karen Gill, MD dalam situs kesehatan Healthline, anak kelas 6 SD mungkin mengartikan pacaran sebagai ke kantin bersama saat jam istirahat. Anak SMP bisa berpacaran dengan cara saling berkirim pesan, menelepon, dan hang out bersama teman-teman. Usia SMA, berpacaran bisa berarti berkomitmen secara serius karena melibatkan perasaan yang lebih kuat. Jadi, samakan persepsi dengan anak sebelum Anda menjadi paranoid dan protektif.

Beritahu jika ada bahaya

Jangan lupa, ingatkan anak untuk memberi tahu Anda jika ada yang tidak wajar dalam hubungan tersebut. Yakinkan ia bahwa kedua orang tuanya akan selalu ada untuknya, termasuk jika pacarnya membuatnya merasa tidak nyaman ataupun terancam. Pahamkan bahwa dirinya berharga tanpa harus mendapat pengakuan lingkungan pergaulan, termasuk kekasihnya. Jika Anda melihat hubungan tersebut membahayakan, tidak ada salahnya mengambil tindakan. 

Interaksi dengan pacar anak

Tidak ada salahnya untuk meminta anak mengenalkan kekasihnya pada Anda. Sekadar menyapa saat pacar anak berkunjung hingga mengundangnya makan malam bisa membuat orang tua mengetahui lebih dekat tentang karakter dan latar belakangnya, sekaligus menilai apakah ia cukup baik untuk ananda. Jika anak sudah cukup dewasa, tidak ada salahnya membicarakan dengan keduanya tentang batasan berpacaran sekaligus kepercayaan Anda akan tanggung jawab mereka.

Beri tahu konsekuensinya

Ingatkan anak bahwa menjalin hubungan berarti harus siap untuk mengalami patah hati. Jangan sampai sekolah dan pergaulan anak terganggu karena pacaran.

Tag olla ramlan Nikita Mirzani pubertas anak sean mikael alexander Parenting Artis laura meuzani nasseru asry

Terkini