parenting
Pelecehan Anak? Begini Cara Mengatasinya
Pelecehan anak kerap terjadi dimanapun, di sekolah, di rumah maupun di lingkungannya bermain.
Pelecehan anak kerap terjadi dimanapun, di sekolah, di rumah maupun di lingkungannya bermain.
Pelecehan anak terjadi ketika seseorang yang merawat anak menyakiti perasaan atau tubuh anak, bisa terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan.
Perasaan terluka serta trauma emosional kerap bertahan lama meski tubuh yang terluka sembuh.
Lalu, apa yang harus Moms n Dads lakukan jika kasus Pelecehan terjadi pada anak Anda?
Untuk menjawabnya, yuk kenali dulu berbagai jenis Pelecehan.
Pelecehan anak tersebut ada beberapa macam, seperti yang diulas oleh Stephanie A. Deutsch, MD dari Pusat Advokasi anak Delaware di Nemours Children's Health.
1. Kekerasan fisik.
Pelecehan jenis ini terjadi ketika tubuh anak dilukai. Misalnya memukul keras dengan tangan atau benda seperti ikat pinggang dapat meninggalkan memar atau luka dan menyebabkan rasa sakit.
Mengguncang , mendorong, mencekik, meninju, mencengkeram, dan menendang dengan menyakitkan juga bisa menjadi kekerasan fisik.
2. Pelecehan seksual.
Pelecehan yang terjadi karena adanya kontak seksual (seperti tindakan seksual) atau aktivitas seksual non-kontak (seperti mengambil atau berbagi foto seksual dan pembicaraan seksual) antara:
- orang dewasa dan seseorang yang lebih muda dari 18 tahun
- anak yang lebih tua atau remaja dan anak yang jauh lebih muda
- satu orang yang memiliki kekuasaan atas orang lain, tidak peduli usia mereka.
Moms, banyak kasus Pelecehan seksual yang melibatkan orang dewasa atau anggota keluarga terdekat dengan menyalahgunakan kepercayaan anak.
anak dalam posisi yang lemah biasanya berada dalam tekanan, diajak bicara, ditawari hadiah, atau diminta menyimpan rahasia, bukan dipaksa secara fisik.
3. Pengabaian.
Selain itu, bentuk Pelecehan lainnya adalah ketika orang dewasa tidak melakukan apa yang diperlukan untuk merawat seorang anak, seperti makanan, perumahan atau pakaian, perawatan medis, pengawasan, perhatian (disebut pengabaian emosional, ketika seorang anak diabaikan) dan pendidikan/sekolah
4. Pelecehan emosional (atau Pelecehan psikologis).
Moms n Dads, Pelecehan anak itu tidak hanya dalam bentuk fisik ya. Tetapi juga psikis atau Pelecehan emosional.
Ketika orang dewasa yang merawat seorang anak menghakimi, mengancam, merendahkan atau menolak anak-anak atau remaja, menahan kasih sayang sehingga anak merasa buruk tentang diri mereka sendiri atau tidak berharga.
5. Penyalahgunaan zat.
Pelecehan jenis ini terjadi ketika orang dewasa menggunakan narkoba atau terlalu banyak alkohol hingga dapat membahayakan anak.
Akibatnya anak yang jadi korban karena orang dewasa mengabaikan, menyakiti secara fisik, seksual, atau emosional anak.
6. Pelecehan anak medis.
Ini salah satu bentuk Pelecehan jika pengasuh dewasa menyakiti anak dengan terlalu banyak perawatan medis, seperti obat-obatan, janji temu, operasi, atau tes laboratorium yang tidak diperlukan.
Moms n Dads banyak pelaku Pelecehan yang melakukan Pelecehan terhadap anak, terkadang juga mengalami Pelecehan saat masih kanak-kanak. Biasanya pelaku Pelecehan dapat menunjukkan beberapa tanda.
Misalnya, orang tua yang melecehkan anak-anak mereka bicara negatif tentang anak atau menyebut anak tidak berharga. Selain itu tanda lainnya adalah menjauhkan anak dari orang lain, sulit berbicara tentang cedera atau masalah perilaku anak-anak mereka serta menunjukkan sedikit perhatian atau kasih sayang untuk anak.
Nah, sekarang bagaimana Moms n Dads dapat menegtahui anak Anda menjadi korban Pelecehan?
anak-anak dan remaja sering kali kesulitan berbicara tentang Pelecehan apalagi mereka dibawah tekanan atau ancaman pelaku.
anak-anak yang mengalami Pelecehan fisik dapat ditemukan ciri-ciri sebagai berikut:
- sering memar, terutama di tempat anak-anak biasanya tidak memar karena bermain
- punya cerita untuk menjelaskan luka yang tidak masuk akal atau terus berubah
- tidak mau pulang
- menghindari berada bersama pelaku
- menghindari kebersamaan dengan orang lain
- menunjukkan tanda-tanda trauma emosional, seperti ketakutan, kemarahan, atau kesulitan berhubungan atau memercayai orang lain
- sedih atau tertekan
- menggertak orang lain
- melukai diri sendiri, seperti memotong
- mengalami mimpi buruk atau sulit tidur
- bertingkah di kelas, kesulitan memperhatikan, atau menjadi hiperaktif
- menggunakan narkoba
Moms, tanda-tanda tersebut memang bisa saja tak hanya dialami oleh anak yang bersangkutan, tetapi juga dialami oleh anak-anak lain yang melihat Pelecehan (saksi) atau melihat kekerasan antara orang dewasa yang merawat mereka terkadang menunjukkan tanda yang sama.
Moms, memang tidak semua kecurigaan tentang Pelecehan anak ternyata benar. Tetapi jika Moms mencurigai adanya Pelecehan, bicaralah.
Jika seorang anak memberi tahu Anda tentang Pelecehan, maka tanggapi dengan serius dan segera bertindak.
Misalnya Moms n Dads bisa melaporkan kasus Pelecehan anak ke lembaga perlindungan anak atau polisi.
Jadi, semua anak berhak untuk didengarkan, dilindungi, dan dibantu ya Moms n Dads.