parenting

Moms and Dads, Hindari Kata-kata Ini Ya Kalau Bahas Berat Badan dengan Buah Hati

Persoalan obesitas anak menjadi salah satu yang kini terjadi di seluruh dunia. WHO mencatat ada 39 juta anak di dunia mengalami obesitas.


Editor: Yani
Rabu, 30 November 2022 | 21:41 WIB
Ilustrasi Obesitas. (Freepik)
Ilustrasi Obesitas. (Freepik)

Persoalan obesitas pada anak mengalami peningkatan di seluruh negara yang ada di dunia. World Health Organization (WHO) atau badan kesehatan dunia mencatat ada lebih dari 39 juta anak di seluruh dunia mengalami obesitas dan angkanya diperkirakan terus bertambah.

obesitas sejak masa kanak-kanak bisa berdampak pada krisis perkembangan pada nantinya. Untuk mengatasinya tentu diperlukan pemahaman kepada sang anak akan pentingnya kesehatan dalam hal ini obesitas.

Namun, perbincangan soal berat badan tersebut menjadi perbincangan yang sensitif. Hal tersebut disampaikan Wakil Direktur Pusat Kebijakan Pangan dan Kesehatan Universitas Connecticut, Rebbeca Puhl.

"berat badan adalah masalah sensitif dan cara kita membicarakannya penting," katanya seperti dilansir Times of India.

Pada tahun 2021, para peneliti melakukan survei terhadap lebih dari 2.000 anak dalam rentang usia 10 hingga 17 tahun, bersama dengan sekitar 1.900 orang tua.

Mereka ditanya tentang 27 istilah dan frase yang digunakan untuk menggambarkan berat badan dan bagaimana perasaan mereka tentang hal itu yang hasil penelitiannya dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.

Dari hasil studi ditemukan, remaja merasakan emosi paling negatif tentang istilah-istilah seperti 'kelebihan berat badan', 'gemuk', dan 'sangat gemuk'. Kemudian, lebih dari sepertiga remaja melaporkan merasa malu, malu, dan sedih ketika orangtua mereka menggunakan kata-kata tersebut.

Selain itu, para peneliti juga menemukan anak perempuan dalam penelitian tersebut dilaporkan merasakan lebih banyak merasakan emosi negatif dalam menanggapi kata-kata yang digunakan tentang berat badan mereka, dibandingkan dengan anak laki-laki.

Namun dari hasil penelitian tersebut, ada sejumlah istilah yang paling disukai seperti 'berat badan yang sehat' dan 'berat badan normal.'

Akan tetapi, beberapa istilah yang disukai juga bergantung pada ras dan identitas anak. 

Puhl mencontohkan untuk anak kulit hitam dan hispanik, lebih menyukai kata seperti 'tebal' dan 'melengkung'.

Terlepas dari hal tersebut, Puhl mengemukakan, banyak orang tua memiliki niat positif untuk berbicara membahas berat badan kepada anak mereka

"Mereka ingin anak mereka sehat. Mereka ingin anak remaja mereka merasa nyaman dengan ukuran tubuh mereka, tetapi terkadang cara mereka berkomunikasi dapat terlihat. sebagai kritis atau menghakimi atau menggunakan kata-kata yang benar-benar membuat mereka merasa buruk tentang diri mereka sendiri," katanya.

Lantaran itu, Puhl mengemukakan, banyak remaja yang mengalami stereotip hingga ejekan karena bentuk dan ukuran tubuh mereka yang berbeda.

"Banyak remaja menghadapi stigma berat badan. Mereka menghadapi ejekan, stereotip, viktimisasi karena berat atau ukuran tubuh mereka. Dan, faktanya, sebagian dari stigma berat itu terjadi di rumah dari orang tua," ujarnya.

Lantaran itu, Puhl mengatakan, persoalan itu menyebabkan tekanan emosional, gejala depresi dan harga diri yang rendah.

Bahkan dapat meningkatkan perilaku makan yang tidak sehat dan mengurangi aktivitas fisik, kata Puhl.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, Puhl merekomendasikan kepada orangtua untuk memfokuskan pembicaraan pada kesehatan, ketimbang berat badan.

Alih-alih berbicara tentang kesehatan dan berat badan, para ahli merekomendasikan untuk mencontohkan perilaku sehat.

Makan makanan sehat di rumah, membuat makan malam bersama sebagai keluarga, jalan-jalan bersama, dan beberapa hal positif lainnya terkait beberapa praktik sehat, bisa untuk diikuti agar meningkatkan kesehatan terkait berat badan tanpa membicarakan berat badan.

Tag obesitas berat badan who

Terkini