parenting
Kasus Gangguan Ginjal Akut Muncul Lagi, Ini Gejala Awal yang Harus Diketahui Bunda
Anak-anak dengan rentang usia 6 bulan sampai 18 tahun rentan terkena gangguan ginjal akut.
Sempat mereda, kasus gangguan ginjal akut pada anak kembali ditemukan di Indonesia. Menindaklanjuti hal ini, Kementerian Kesehatan RI merilis edaran baru ihwal kewaspadaan gagal ginjal akut yang dikaitkan dengan cemaran etilen glikol dan dietilen glikol di luar ambang batas aman pada obat sirup anak.
Para orangtua sebaiknya bisa mengenali gejala awal dari gangguan ginjal akut. Tujuannya, agar bisa ditangani dan mencegah risiko kematian.
Menurut Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril, gejala yang mudah dikenali adalah demam. Karena itu, bila anak demam sebaiknya langsung dibawa ke dokter.
"Agar tidak masuk ke dalam stadium berat dan mencegah kematian," kata Syahril di Jakarta dalam sebuah wawancara.
Selain demam, nafsu makan turun, tidak bergairah, diare, mual, dan gangguan saluran pernapasan juga jadi gejala awal gangguan ginjal akut.
Lebih lanjut kata Syahril, anak-anak dengan rentang usia 6 bulan sampai 18 tahun rentan terkena gangguan ginjal akut. Namun, kebanyakan kasus yang ditemukan pada anak usia lima tahun.
Sementara, gejala khas dari gangguan ginjal akut adalah masalah pada buang air kecil. Biasanya si anak buang air kecil bisa sampai 10 kali dalam sehari, ini berubah jadi empat atau lima kali.
Tanda lainnya adalah jumlah atau banyaknya volume air seni.
Sementara, gangguan sudah masuk stadium tiga bila anak sama sekali tak buang air kecil.
Syahril mengatakan kasus ini perlu peran dari berbagai pihak. Kementerian Kesehatan tak bisa menyelesaikan sendiri.
"Harus dilakukan bersama-sama dengan seluruh sektor, termasuk BPOM karena ini adalah masalah nasional," katanya.