health
Viral Bayi Meregang Nyawa Setelah Minum Jamu, Kapan Anak Boleh Dikasih Ramuan Herbal?
Ramuan herbal atau jamu dibuat dari berbagai rempah-rempah dan tamanan seperti daun, akar, buah, hingga bunga.
Media sosial belakangan dibuat geger atas kasus meninggalnya bayi berusia 54 hari. Usut punya usut, bayi malang tersebut meregang nyawa usai diberikan ramuan herbal daun kecipir dan kencur.
Sebelum meninggal, bayi tersebut alami sesak napas. Parahnya, dia juga terkena infeksi paru-paru.
Setelah makin parah, si bayi baru dibawa ke rumah sakit. Nahas, nyawa bayi tersebut tak sempat tertolong.
Dilansir dari laman Hellosehat, ramuan herbal atau jamu dibuat dari berbagai rempah-rempah dan tamanan seperti daun, akar, buah, hingga bunga. Dari hasil survei pada 2010, penduduk Indonesia yang rutin minum jamu mencapai 95,60 persen.
Pertanyaannya, apakah jamu atau ramuan herbal aman dikonsumi anak-anak?
dr. Aldrin Neilwan mengatakan anak yang masih menyusui secara ekslusif sebaiknya jangan minum jamu. jamu atau ramuan herbal baru boleh diberikan pada bayi jika sudah lepas dari pemberian ASI eksklusif atau berusia enam bulan.
Tapi menurut Aldrin, tetap saja harus dengan konsultasi dokter jika ingin memberikan jamu untuk bayi enam bulan.
Hal senada dikatakan dr. Inggrid. Dilansir dari laman Suara.com, baiknya bayi di bawah enam bulan tak diberikan ramuan herbal.
"Kecuali atas resep atau petunjuk dokter ahli," katanya yang menjabat Ketua Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan jamu Indonesia (PDPOTJI).
Justru kata Inggrid, baiknya ramuan herbal dikonsumsi ibu yang ladi menyusui. Hal ini berguna untuk meningkatkan imunitas.
"Ibu menyusui dibolehkan mengonsumsi beberapa ramuan herbal tertentu dalam takaran yang aman, misalnya empon-empon termasuk kunyit, kencur dan sebagainya serta herbal dalam bentuk sayuran, termasuk kelor, kecipir dan lain-lain," ujar Inggrid.