health
Mantan PM China Jiang Zemin Meninggal Dunia Akibat Leukimia, Kenali Gejala Awalnya
Mantan Perdana Menteri China Jiang Zemin meninggal dunia di Shanghai pada Rabu (30/11/2022). Sebelum meninggal dunia, ia mengalami penyakit leukimia.
Duka mendalam dirasakan rakyat China setelah Mantan Perdana Menteri Jiang Zemin dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 30 November 2022, jam 12.13 di Shanghai. Ia meninggal dalam usia 96 tahun setelah sebelumnya mengidap leukimia.
Pengumuman meninggalnya Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) periode 1989-2022 tersebut diumumkan secara tertulis oleh Komite Sentral CPC bersama Komite Tetap Kongres Nasional Rakyat China (NPC), Komite Nasional Majelis Konsultasi Politik Rakyat China (CPPCC), Dewan Pemerintahan, dan Komisi Militer Pusat (CMC) di Beijing.
"Kesedihan yang mendalam kepada seluruh Partai, seluruh militer dan rakyat China dari semua kelompok etnis bahwa Kamerad Jiang Zemin kita tercinta meninggal karena leukemia dan kegagalan banyak organ setelah semua perawatan medis gagal," tulis surat tersebut seperti dilansir kantor berita China Xin Hua.
Mengenai leukimia atau kanker darah, penyakit ini bisa dibilang salah satu yang sangat mematikan, lantaran sulit dideteksi. Bahkan, berdasarkan data dari Globocan pada 2020, leukaemia memiliki angka kematian yang hampir sama dengan angka kasus yang terjadi.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Hematologi Onkologi Medik Siloam Hospitals Surabaya dr Een Hendarsih mengemukakan, leukemia disebabkan tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia sendiri bisa terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.
"Leukemia sering kali sulit terdeteksi karena gejalanya menyerupai gejala penyakit lain," katanya seperti dilansir Antara.
Secara klinis, leukemia terbagi menjadi dua, yaitu leukemia akut dan leukemia kronik. Untuk leukemia akut tergolong penyakit yang perjalanannya tergolong cepat, mematikan, dan memburuk.
Gejala
Gejala yang dialami dapat memicu anemia, mudah merasa lelah, berat badan menurun drastis, mudah mengalami pendarahan, sering mengalami infeksi, kehilangan selera makan, nyeri tulang dan sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan berkeringat pada malam hari. Hal ini terjadi karena pembakaran dalam tubuh yang tinggi.
Sementara pada leukemia kronik adalah jenis penyakit yang perjalanannya tidak cepat, sehingga memiliki harapan hidup yang lebih lama.
Dengan gejala yang biasa dialami pada umumnya, 25 persen tidak bergejala, dan baru diketahui setelah pasien melakukan MCU, berat badan juga menurun, terjadi pembesaran limpa.
"Sering ditemui saat pasien datang dengan keluhan merasakan sakit pada bagian perut dan terasa ada yang mengganjal," ujarnya.
Gejala leukemia pun kerap menyerupai gejala penyakit infeksi lain, seperti flu. Sehingga perlu pemeriksaan untuk mendeteksi dini kemungkinan kanker dan mencegah perkembangan penyakit.
Dalam pengobatannya, leukemia membutuhkan waktu yang cukup panjang. Rutin berkonsultasi dengan dokter selama pengobatan, bahkan hingga selesai pengobatan. Hal ini dilakukan agar perkembangan penyakit selalu terpantau oleh dokter.
"Kanker juga dapat disembuhkan atau mengurangi risiko kematiannya. Hal tersebut dapat terjadi dengan deteksi dini," ujarnya.
"Dengan deteksi dini, jika seseorang terdiagnosa kanker dan memerlukan pengobatan agresif seperti kemoterapi, hal tersebut bisa diberikan dan kesempatan sembuh lebih tinggi," katanya.