health
Kenali Penyakit Jantung Rematik yang Bisa Terjadi pada Anak
Penyakit jantung rematik ini biasanya didahului dengan demam rematik akut.
Penyakit jantung saat ini tak hanya rentan terjadi pada usia dewasa namun juga pada anak-anak. Salah satunya, yakni Penyakit jantung rematik atau rheumatic heart disease (RHD). Penyakit ini terjadi pada saat kondisi ketika katup jantung rusak dalam jangka panjang karena demam reumatik.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), Penyakit jantung rematik adalah salah satu jenis Penyakit jantung yang sering terjadi pada orang berusia di bawah 25 tahun.
Lantaran itu, ahli kardiologi anak dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp A(K) mengajak orangtua mengenali awal mula Penyakit jantung rematik pada anak, mulai dari radang tenggorokan, nyeri menelan, hingga demam tinggi.
"Penyakit jantung rematik ini biasanya didahului dengan demam rematik akut, biasanya diawali dengan radang tenggorokan, nyeri menelan yang hebat, demam tinggi, dan kalau diperiksa, kelenjar amandel penuh dengan putih-putih," kata Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) seperti dikutip Antara.
Ia menjelaskan, demam rematik akut merupakan penyakit inflamasi, disebabkan antibodi yang dibentuk tubuh menyerang struktur tubuh mirip dengan bakteri streptococcus beta hemolyticus grup A.
"Kalau demam rematik akut, kerusakan jantungnya tidak permanen. Kalau Penyakit jantung rematik, itu sudah fase berikutnya, sesudah anak punya masalah katup jantung yang permanen," katanya.
Setelah tig minggu usai terinfeksi, anak bisa mengeluh jantungnya berdebar-debar, denyut nadinya cepat, dan rasa ngilu di persendian seperti pergelangan tangan, lutut, dan engkel.
"Ngilunya ini biasanya bisa berpindah-pindah. Saking nyerinya, bisa menyebabkan susah berjalan. Biasanya membaik kalau diberikan aspirin," ujar Piprim.
Namun, menurut Piprim dalam beberapa kasus, anak juga mengalami Sydenham's chorea atau gerakan yang muncul secara tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan.
Tak hanya itu, ada juga anak yang datang ke dokter dalam kondisi sudah sesak nafas bahkan gagal jantung.
Ia mengemukakan, jika anak mengalami gejala tersebut, maka pemeriksaan yang dapat dilakukan di antaranya antistreptolysin (ASTO) untuk mendeteksi infeksi bakteri streptococcus dan ekokardiografi untuk melihat gambaran struktur organ jantung.
Piprim juga menyarankan, kalau anak sudah terdiagnosis menderita demam rematik akut, segera lakukan upaya pencegahan agar tidak kambuh lagi di kemudian hari supaya tidak berkembang menjadi Penyakit jantung rematik.
Dokter akan memberikan antibiotik, biasanya adalah penisilin, sesuai gangguan yang dialami.
Pada beberapa kasus, antibiotik diberikan minimal selama lima tahun atau sampai anak berusia 21 tahun jika demam rematik belum mengalami karditis, peradangan pada jantung.
Pada kasus karditis tanpa kelainan katup jantung, dokter memberikan antibiotik selama 10 tahun.