health
Kelainan pada Bayi Bisa Dicegah Sejak Kehamilan, Caranya Rutin Mengonsumsi Sayuran dan Buah
Sayuran dan buah sangat penting dikonsumsi oleh ibu hamil untuk mencegah kelainan pada bayi.
Kebutuhan untuk mengonsumsi sayuran dan buah secara rutin pada ibu hamil disebut bisa mencegah kelainan bawaan pada bayi.
Kandungan folat dan lutein di dalam sayur dan buah sangat dibutuhkan selama masa kehamilan.
"Pengurangan asupan sayur dan buah selama kehamilan dapat meningkatan risiko kelainan bawaan pada bayi, karena sayur dan buah mengandung folat dan lutein yang berhubungan dengan pembentukan DNA dan fungsi retina," kata Ahli Gizi Dr dr Tan Shot Yen yang dikutip dari Antara.
Dokter Tan menyebut, sebenarnya ada lima masalah kehamilan dan cacat pada janin yang terjadi. Namun hal tersebut bisa dicegah dengan mengonsumsi sayuran dan buah. Kelainan tersebut antara lain retinoblastoma atau kanker mata yang biasanya dialami oleh anak-anak.
Jika ibu hamil rutin mengonsumsi sayur dan buah tentunya juga bisa mencegah kelahiran prematur. Selain itu, juga bisa mencegah bayi lahir dengan berat badan rendah dan PDA (Patent Ductus Arteriosus) atau kondisi ductus arteriosus tetap terbuka setelah bayi lahir.
Ductus arterriosus sendiri merupakan pembuluh darah yang digunakan bayi sebagai sistem pernapasan selama dalam kandungan. Normalnya saat bayi mulai bernapas maka ductus arteriosus akan tertutup. Jika tidak tertutup maka darah bersih dan darah kotor akan tercampur.
"Mengonsumsi sayuran dan buah dapat mencegah PDA, karena sayur dan buah mengandung anti inflammantory atau antiperadangan. Kenapa zat ini penting, karena kalau pembuluh darah meradang akan meningkatkan hormon prostaglandins, dan hormon tersebut naik dan menghambat ductus arteriosus," katanya.
Berdasarkan laporan Riskesdas 2007, kelainan bawaan berkontribusi sebesar 1,4 persen terhadap kematian bayi 0-6 hari dan sebesar 18,1 persen terhadap kematian bayi 7-28 hari. Kelainan bawaan turut berkontribusi sebesar 5,7 persen bagi kematian bayi dan 4,9 persen bagi kematian balita.
Di Indonesia sekitar 50 persen kelainan bawaan tidak diketahui penyebabnya karena banyak masyarakat yang tidak melaporkan ketika bayi meninggal dengan kelainan, bahkan jika anaknya terlahir cacat masih banyak keluarga yang menutup-tutupinya.