health
Vaksin Polio: Manfaat, Jenis, Dosis dan Efek Sampingnya
Yuk, Parents ketahui seputar vaksin polio.
Vaksin polio adalah vaksin untuk mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan, bahkan kematian.
Vaksin polio merupakan salah satu imunisasi wajib bagi bayi yang diberikan bersamaan dengan vaksin hiB, DPT, dan hepatitis B.
Perlu Parents ketahui, polio disebabkan oleh infeksi virus polio yang menyerang otak dan sumsum tulang belakang.
Akibatnya, penderita tidak dapat menggerakkan bagian tubuh tertentu, seperti salah satu atau bahkan kedua kakinya.
Jenis-Jenis Vaksin polio
Vaksin polio terdiri dari dua jenis, yaitu Vaksin polio suntik (IPV) dan Vaksin polio oral (OPV).
Vaksin polio Suntik (IPV)
Diberikan dengan cara menyuntikkan virus polio yang sudah tidak aktif atau mati. Cara kerja vaksin ini adalah membentuk kekebalan dalam darah, namun tidak di usus.
Akibatnya, kemungkinan anak terserang polio masih tinggi karena virus dapat berkembang dengan bebas di usus. Inilah mengapa imunisasi polio suntik perlu dilengkapi dengan Vaksin polio oral.
Vaksin polio Oral (OPV)
Dilansir dari IDAI, Vaksin polio oral mengandung virus polio yang masih aktif, namun sudah dilemahkan.
Tujuannya membentuk antibodi (zat kekebalan tubuh) di dalam usus untuk membunuh virus yang berkembang di usus dan darah.
Vaksin ini telah melalui proses pelemahan tidak berbahaya sehingga aman untuk diberikan.
Dosis dan Waktu Pemberian Vaksin polio
Berdasarkan jadwal Vaksin polio yang dikeluarkan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), umumnya Vaksin polio diberikan pada usia ketika bayi baru lahir dan secara bertahap hingga usianya 18 bulan.
Dosis utama untuk Vaksin polio sebanyak empat kali dan vaksin booster satu kali.
Meski begitu, Vaksin polio juga bisa diberikan kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkannya.
Anak-Anak
Dosis Vaksin polio untuk anak-anak 0,5 ml. Dosis pertama diberikan pada bayi baru lahir dalam bentuk tetes/oral.
Vaksin berikutnya diberikan ketika anak berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Anak juga bisa mendapatkan vaksin booster di usia 18–24 bulan dan 5 tahun.
Orang Dewasa
Orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin akan diberikan vaksin sebanyak tiga kali dengan dosis masing-masing adalah 0,5 ml.
Pemberian vaksin dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan melalui otot (intramuskular/IM) atau di bawah kulit (subkutan/SC).
Pemberian dosis pertama dan kedua diberi jarak 1–2 bulan, sedangkan dosis ketiga berjarak 6–12 bulan dari dosis kedua.
Efek Samping
Ada beberapa efek samping yang dapat dirasakan anak setelah mendapatkan Vaksin polio, baik IPV maupun OPV.
Setelah IPV, kemungkinan akan timbul kemerahan di area suntikan.
Anak juga bisa mengalami demam ringan. Demam ini dapat diatasi dengan memberikan paracetamol sesuai anjuran dokter.
Meski jarang terjadi, OPV yang diberikan melalui tetes mulut dapat menyebabkan diare pada anak.
Agar aman dan tidak menyebabkan efek samping yang berbahaya, sebaiknya konsultasi lebih dulu ke dokter sebelum imunisasi dilakukan.
Itulah manfaat Vaksin polio, jenis, dosis dan efek sampingnya yang perlu Parents ketahui.