health

Bayi Diare, Ini yang Harus Moms Lakukan

Diare merupakan salah satu penyakit yang sering dialami bayi dan anak-anak serta ada berbagai faktor penyebabnya, salah satunya infeksi usus akibat virus.


Editor: Nurakhmayani
Senin, 5 Desember 2022 | 05:00 WIB
Foto: ilustrasi (pexels/Tima Miroshnichenko)
Foto: ilustrasi (pexels/Tima Miroshnichenko)

Hujan yang hampir merata mengguyur wilayah Indonesia beberapa bulan terakhir ini memunculkan berbagai macam penyakit, salah satunya diare

Di Indonesia, diare adalah penyakit yang sering dialami oleh bayi.

Memang sebagian kasus bisa sembuh sendiri dan sebagian lainnya justru mengancam nyawa bayi. 

Dilansir dari Alodokter, persentase kematian bayi akibat diare di Indonesia cukup tinggi, yaitu 25-30 persen. 

Moms, umumnya bayi yang mengalami diare disebabkan oleh beberapa faktor:

  • Gastroenteritis dan infeksi usus akibat virus, bakteri, dan parasit
  • Keracunan makanan, khususnya pada bayi yang sudah mengonsumsi MPASI
  • Terlalu banyak mengonsumsi jus buah
  • Alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu
  • Intoleransi susu sapi

Moms, jika bayi sudah mulai mengkonsumsi MPASI dan sedang mengalami diare maka sebaiknya asupan makanannya dijaga ya Moms. 

Saat diare, jangan memberikan bayi makanan berminyak, berserat tinggi, mengandung banyak gula, dan susu sapi. 

Sebab jenis makanan dan minuman tersebut dapat memperburuk gejala diare pada bayi.

Moms, pada bayi yang mengalami diare selalu ditandai dengan buang air besar lebih sering dengan tekstur tinja encer atau mencret. 

Moms dapat mendeteksi diare pada bayi dengan melihat perubahan tekstur dan warna tinjanya.

Namun, walau tidak terkena diare, bayi yang mengonsumsi ASI terkadang juga dapat menghasilkan tinja yang lebih cair. 

Karena itu, Moms perlu berhati-hati dalam membedakan tinja pada bayi diare dan bayi yang mengonsumsi ASI.

Selain buang air besar, bayi yang mengalami diare biasanya memiliki gejala sebagai berikut:  

  • Muntah-muntah
  • Lesu
  • Tinja berwarna hitam atau putih
  • BAB berdarah atau bernanah
  • Rewel dan tampak kesakitan
  • Demam
  • Tidak mau menyusu dan susah makan

Moms, saat bayi mengalami diare maka tubuh akan banyak kehilangan cairan dan elektrolit sehingga bayi berisiko mengalami dehidrasi.

Nah, jika terlambat ditangani, maka akan berakibat fatal yang mengakibatkan kematian. 

Oleh karena itu, Moms perlu lebih waspada dan segera membawa anak ke dokter jika ia mengalami diare beserta tanda dan gejala dehidrasi pada bayi berikut ini:

  • Mulut kering
  • Tidak mengeluarkan air mata saat menangis
  • Buang air kecil lebih sedikit dari biasanya atau justru tidak berkemih sama sekali
  • Kulit terlihat lebih kering
  • Terlihat sangat lemas dan sering mengantuk

Lau, apa yang harus Moms lakukan jika bayi mengalami diare? Berikut pertolongan pertama yang harus segera dilakukan ya Moms.

1. Memberikan ASI dan cairan elektrolit

Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat diatasi dengan pemberian ASI lebih sering. 

Sebab, ASI mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB.

Selain itu, ASI juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi melawan bakteri atau virus penyebab diare

Jika bayi berusia diatas 6 bulan, maka pemberian ASI boleh dilanjutkan sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti oralit atau air tajin, setiap kali ia BAB dan muntah.

2. Memberikan suplemen zinc

Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare pada balita. 

WHO dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan bayi yang mengalami diare akut dapat diberikan suplemen zinc selama 10–14 hari.

Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari, sedangkan pada balita 20 mg per hari. 

Sementara untuk menentukan dosis dan cara pemberian suplemen yang benar, Moms dapat berkonsultasi ke dokter anak.

3. Memberikan probiotik

Beberapa riset menunjukkan bahwa pemberian probiotik bisa mendukung proses penyembuhan dan mempercepat pemulihan bayi yang mengalami diare.

Jadi Moms  bisa memberikan si kecill suplemen atau makanan yang mengandung probiotik saat ia terkena diare.

Namun, jika diare yang dialami anak tak kunjung sembuh dalam waktu 2 hari atau kondisinya semakin parah, segera bawa ia ke dokter anak agar pengobatan yang tepat dapat dilakukan. 

Hal ini untuk mencegah komplikasi diare pada bayi yang berbahaya, seperti dehidrasi dan syok.

Biasanya dokter akan memberikan cairan infus guna menggantikan cairan tubuh yang hilang karena diare sekaligus mengatasi dehidrasi pada bayi.

Nah, Moms karena diare bisa berakibat fatal pada anak, maka sebaiknya mencegah dengan beberapa cara berikut ini: 

  • Mencuci tangan sebelum menyiapkan susu dan makanan bayi serta setelah mengganti popoknya
  • Mencuci tangan anak, terutama setelah ia bermain, menyentuh benda kotor, atau setelah buang air kecil dan buang air besar
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar, termasuk mainan dan benda lain yang sering disentuh anak
  • Memberikan ASI eksklusif secara rutin
  • Memastikan kebersihan dan kesterilan botol susu atau peralatan MPASI yang digunakan.  
Tag diare

Terkini