health
Apa Itu OCD? Gangguan Mental yang Diidap Olla Ramlan
Tindakan yang dilakukan penderita OCD dilakukan untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya.
Artis Olla Ramlan mengeluarkan pernyataan yang cukup mengejutkan. Mantan istri Aufar Hutapea ini ternyata mengidap sebuah gangguan mental bernama Obsessive Compulsive Disorder alias OCD.
Hal ini diungkap Olla saat berbincang dengan Melaney Ricardo dalam sebuah podcast baru-baru ini. Semula, Olla menyinggung dirinya yang harus bahagia meski telah bercerai dua kali.
"Selain mikirin anak-anak kita harus mikirin diri sendiri. Karena kalau kita nggak bahagia, gimana aku bisa kerja," kata Olla Ramlan kepada Melaney Ricardo.
Selama ini, orang-orang melihat Olla Ramlan tampak bahagia saja di tengah masalah yang datang. Padahal kata Olla, ada kesedihan di dalam dirinya.
Namun, orang-orang yang dekat dengannya tahu kalau dia sedang tak baik-baik saja.
"Dia tahu aku lagi terluka, aku lagi sakit. Dan aku kalau ada problem suka pengen cepet selesai. Itu karena aku sakit," ujar Olla Ramlan.
Selepas itu, ibu tiga anak ini baru menyinggung soal gangguan mental yang dia idap. Gara-gara penyakit tersebut, dia sampai memeriksakan diri ke psikiater.
"Aku ada masalah kecemasan berlebihan, aku OCD. Karena masalah kecemasan saya, masalah OCD saya, itu sampai ke psikiater," kata Olla Ramlan.
Lantas apa itu Obsessive Compulsive Disorder (OCD)?
Dilansir dari laman Alodokter, Obsessive Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang mendorong pengidapnya untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang. Tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi kecemasan dalam pikirannya.
Gangguan obsesif kompulsif dapat dialami oleh siapa saja dari semua kelompok usia. Namun gangguan ini paling sering muncul di usia 7–17 tahun. Penderita OCD umumnya sadar bahwa pikiran dan tindakannya berlebihan, tetapi mereka tak bisa melawannya.
Obsessive Compulsive Disorder berbeda dengan obsessive-compulsive personality disorder (OCPD) meski namanya nyaris sama. OCD termasuk gangguan mental yang gejalanya bisa hilang timbul.
Gejala OCD terpantik oleh pikiran obsesif untuk menghindari rasa takut dan cemas. Penderita OCD umumnya sadar akan kondisi yang dialaminya.
Faktor genetik, perubahan pada senyawa kimia otak, dan pengaruh lingkungan adalah beberapa faktor yang diduga bisa meningkatkan risiko terjadi nya OCD.
OCD ditandai dengan gangguan pikiran yang menimbulkan kecemasan serta perilaku yang dilakukan berulang kali untuk menghilangkan kecemasan tersebut. Contohnya, pengidap OCD yang takut terkena penyakit cenderung bakal mencuci tangan secara berlebihan atau terlalu sering membersihkan rumah.