health

6 Mitos dan Fakta Seputar Anak Kejang Demam yang Perlu Moms n Dads Tahu!

Agar Moms n Dads nggak panik saat menghadapi anak kejang demam, pakar kesehatan mengungkapkan beberapa fakta dan mitos seputar kejang demam pada anak.


Editor: Cahyaningrum
Selasa, 6 Desember 2022 | 14:46 WIB
Ilustrasi ibu merawat anak yang demam. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)
Ilustrasi ibu merawat anak yang demam. (Foto: Pexels/Gustavo Fring)

Moms n Dads tentu akan panik bila buah hatinya kejang demam

Apalagi kejang dan demam ini umumnya dialami balita usia 6 bulan sampai 5 tahun. Mesti bagaimana ya kalau Moms n Dads mengalami kondisi seperti ini, terlebih untuk pasangan yang baru menjadi orang tua?

Menanggapi hal tersebut dr. Harijadi Sp.A menyarankan Moms n Dads untuk nggak terlalu cemas. 

Mengapa? Karena, kata dia, 80 persen kejang demam yang dialami balita adalah kejang demam sederhana yang terjadi kurang dari lima menit

"kejangnya seluruh tubuh bisa kelojotan atau kaku dan tidak berulang dalam waktu 24 jam," jelasnya di kanal YouTube Primaku. 

Namun bila kejang demamnya terjadi sampai 15 menit atau lebih, serta berulang dalam 24 jam, lanjut dr. Harijadi, disebut kejang demam kompleks.

Biasanya kejang demam kompleks ini terjadi di seluruh tubuh tetapi, didahului dari salah satu sisi.

“Risiko anak usia 6 bulan hingga 5 tahun mengalami kejang demam hanya sebesar 2-5 persen. Umumnya kejang hanya terjadi saat anak mengalami demam di atas 39 derajat celsius dalam  waktu 24 jam. Makin tinggi demam semakin berisiko mengalami kejang. Tapi misalnya anak demam tinggi tapi sudah hari ketiga, itu nggak terlalu berisiko besar terjadi kejang demam," terangnya panjang lebar.

Nah, agar Moms n Dads nggak panik saat menghadapi anak kejang demam, dr. Harijadi menguraikan beberapa fakta dan mitos seputar kejang demam pada anak.

1. kejang demam tidak berbahaya

Dokter Harijadi mengatakan berdasarkan hasil penelitian, tidak terbukti kejang demam bisa menimbulkan kecacatan fisik atau kematian. Tumbuh kembang anak juga akan tetap normal.

Namun ia mengingatkan bila setelah kejang demam anak mengalami kelainan segera bawa ke dokter, karena kemungkinan bukan kejang demam.

Dokter Harijadi juga mengingatkan bahwa anak yang baru mengalami kejang demam harus  tetap imunisasi sesuai jadwal.

"kejang demam tidak berbahaya jadi anak yang kejang demam harus tetap mendapat imunisasi sesuai jadwal. Begitu juga batuk pilek yang umumnya tidak menghalangi anak untuk imunisasi," jelasnya.

2. Pemeriksaan laboratorium

Secara umum pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejadian kejang demam

Harijadi menyampaikan bahwa pengambilan tes laboratorium untuk mencari penyebab demam, bukan penyebab kejang. Karena demamlah yang menyebabkan terjadinya kejang.

Jika anak mengalami menurunan trombosit saat kejang demam kemungkinan ada penyakit lain yang dialaminya, seperti demam berdarah. 

Menurut Hatijadi, secara umum kejang demam tidak akan mempengaruhi hasil tes laboratorium.

3. Pemberian obat herbal

Belum ada penelitian ilmiah secara spesifik mengenai obat hermal seperti madu dan jamu-jamuan terhadap sakit kejang demam anak.

"Sangat sulit untuk mengatakan bagaimana efek obat-obatan herbal. Saya tidak bisa menjawab secara pasti. Tapi kalau madu cukup aman diberikan tapi hanya bisa diberikan pada anak di atas 1 tahun," ucapnya.

Tetapi jika obat herbal atau buah-buahan diberikan dalam bentuk cairan, masih diperbolehkan. Karena setelah mengalami kejang demam anak banyak kekurangan cairan.

4. Pengaruh gender

Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa anak laki-laki lebih rentan mengalami kejang demam

Meski begitu, menurut Harijadi, secara statistik tidak terlalu jauh perbedaan jumlah anak laki-laki dan perempuan yang mengalami kejang demam.

"Memang anak laki-laki sedikit lebih besar mengalami kejang demam. Tapi tidak sampai dua kali lipat (perbedaannya) hanya sekitar 1,2 persen," katanya.

5. Jangan beri anak kopi

Dokter Harijadi menegaskan bahwa memberikan kopi pada anak yang mengalami kejang demam berisiko membuatnya tersedak dan berkaibat fatal. 

Menurutnya, tidak ada penelitian mana pun yang membuktikan bahwa kopi bisa mencegah terjadinya kejang demam pada anak.

6. Jangan kompres dengan air dingin

Ketika demam anak tinggi, sebaiknya kompres dengan air  hangat. 

Harijadi mengatakan, kompres air dingin justru bisa membuat anak menggigil dan berisiko demam makin tinggi.


 

Tag anak kejang demam mitos fakta demam kejang

Terkini