parenting

Kenali Sindrom Metabolik Sejak Dini pada Anak, Ini yang Harus Diperhatikan

Pola asuh orangtua dalam memberi makan anak sejak dini bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya sindrom metabolik.


Editor: Yani
Kamis, 2 Maret 2023 | 23:50 WIB
Ilustrasi sindrom metabolik. (Freepik)
Ilustrasi sindrom metabolik. (Freepik)

Sindrom metabolik merupakan saat kondisi seseorang mengalami sekelompok masalah kesehatan secara bersamaan. Menurut riset kesehatan dasar pada tahun 2018, satu dari lima anak yang berusia lima hingga 12 tahun, serta satu dari tujuh remaja berusia 13 hingga 18 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas yang berisiko mengalami Sindrom metabolik.

Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan meningkatnya risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes, stroke, dan penyakit jantung. Lantaran itu, risiko tersebut harus dicegah sedini mungkin.

Lantaran itu, Dokter Gizi Prof Dr dr Nurpudji Astuti Taslim, MPH, SpGK(K) mengingatkan, pola asuh orangtua dalam memberi makan anak sejak dini bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya Sindrom metabolik.

"Sejak kecil sebenarnya peranan pola asuh orang tua itu sangat penting. Karena anak-anak kecil 3 tahun ke bawah, makanan yang disediakan tergantung dari orang tua. Dia passive consumer. Apa yang kita berikan itu pasti akan menjadi kebiasaan makannya," katanya seperti dikutip Antara.

Beberapa cara yang harus diperhatikan, yakni dengan tidak atau mengurangi memberikan makanan cepat saji seperti fast food dan gorengan yang sebenarnya tidak sehat bagi anak.

Karena itu, orangtua harus mulai sejak dini mengenalkan anak pada makanan yang sehat dan seimbang. Tak hanya itu, orangtua juga perlu memahami jika anak yang gemuk bukan berarti memiliki gizi baik.

"Anak yang gemuk itu bukannya bagus. Anak yang sehat itu bukan yang gemuk. Anak yang sehat itu sesuai dengan umurnya. Jadi sekarang ini anak gemuk itu bukan pada keluarga yang kaya saja yang didapati, tapi juga keluarga miskin banyak sekali oleh karena pola makan," katanya.

Menurutnya, pola makan yang salah bisa membuat anak alami obesitas dan masalah pada berat badan. Jika kondisi tersebut terus terjadi, maka potensi penyakit jantung, stroke dan diabetes juga bisa terjadi.

"Jadi kalau banyak karbonya, artinya untuk mengalami obesitas itu besar. Akhirnya kalau sudah terjadi semacam itu, terjadi penumpukan lemak, akhirnya akan terjadi dislipidemi, nanti arahnya akan ke hipertensi. Bisa juga kena jantung," katanya.

Sindrom metabolik sendiri menurut Pudji punya beberapa gejala seperti hiperkolesterol, hiperdislipidemi hingga hipertensi. Jika gejala tersebut muncul, maka orangtua dianjurkan segera berkonsultasi ke dokter.

"Jadi harus diperiksa anaknya, pemeriksaan darah. Terus kita lihat dia termasuk di mana. Jadi ini tidak bisa hanya kita katakan ‘Eh kamu gemuk. Kita kasih ini ya’ itu nggak seperti itu," ujarnya.

Tag sindrom metabolik obesitas obesitas anak

Terkini