parenting

Kebiasaan Nge-dot Cucu Presiden Jokowi Ramai Disorot, Lantas di Umur Berapa Bayi Seharusnya Tidak Nge-dot Lagi?

Panembahan Al Nahyan Nasution mencuri perhatian publik karena pola tingkahnya yang lucu sambil membawa dot.


Editor: Yani
Minggu, 18 Desember 2022 | 05:29 WIB
Panembahan Al Nahyan bersama sang kakak Sedah Mirah Nasution. Keduanya cucu Presiden Jokowi. (Akun IG ajudanri1)
Panembahan Al Nahyan bersama sang kakak Sedah Mirah Nasution. Keduanya cucu Presiden Jokowi. (Akun IG ajudanri1)

Pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono beberapa waktu lalu tampaknya masih diingat warga. Selain kemegahan acaranya, kelakukan cucu Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menjadi sorotan banyak warga.

Salah satu cucu Jokowi yang mencuri perhatian khalayak, yakni anak kedua dari Kahiyang Ayu dan Bobby Nasution, Panembahan Al Nahyan Nasution. Usianya yang sudah dua tahun lewat ini terlihat tak pernah lepas dari dot.

Bahkan aksinya memegang dot terlihat di berbagai momen pernikahan. Tak heran jika Erina Gudono mengunggahnya melalui IG story-nya beberapa waktu lalu.

"Baby boss dan dotnya," tulis @erinagudono..

Dalam potret yang dibagikan, tidak jarang Al Nahyan juga kerap minum dari dot sambil berdiri. Meski menggemaskan, namun tak sedikit yang warganet yang menyoroti kebiasaan dot Nahyan.

Lantas, baik kah penggunaan dot pada bayi berusia dua tahun?

Sebenarnya, penggunaan dot untuk mempermudah bayi meminum susu. Sekaligus sangat membantu bagi ibu yang tidak bisa menyusui bayi secara langsung. Tetapi di sisi lain, penggunaan dot dalam jangka waktu panjang ternyata tidak terlalu disarankan.

Sebab, bayi yang meminum susu dari dot terlalu lama dapat memberikan sejumlah dampak negatif.

Dilansir dari You are Mom, ketika menyusu bayi melakukan gerakan pada rahang dan lidah seperti memerah. Gerakan ini sebenarnya mendukung perkembangan gigi dan mulut sehingga mengurangi risiko menderita maloklusi di masa mendatang.

Selama menyusu, bagian belakang lidah dan langit-langit keras bayi mencengkeram puting susu, sedangkan bibir menutup mulut dengan rapat. Hal ini menciptakan ruang hampa yang, bersama dengan gerakan rahang anteroposterior, memungkinkan aliran susu keluar.

Lidah kemudian mengadopsi bentuk sendok dan menggeser susu ke belakang untuk ditelan. Gerakan-gerakan tersebut kemudian mendukung penguatan otot, pertumbuhan dan kemajuan rahang, serta perkembangan yang harmonis dari semua struktur orofasial.

Tetapi, hal ini itu tidak terjadi saat bayi menyusu melalui media botol. Untuk lebih jelasnya, bisa disimak sejumlah alasan bayi harus berhenti minum dari dot, seperti berikut:

  • Perkembangan mulut dan gigi terganggu

Saat menggunakan botol susu, makanan mudah masuk ke mulut dan anak tinggal menelannya. Karena itu, gerakan rahang jauh lebih lemah, penutupan bibir tidak terlalu kuat, dan posisi lidah tetap rata.

Latihan otot mulut yang kurang dapat menyebabkan berkurangnya tonus otot. Dengan ini, pertumbuhan tulang dan tulang rawan tidak harmonis dan rahang bawah mungkin tetap berada di posisi posterior saat bayi dilahirkan.

Selain itu, disarankan untuk memilih botol dengan dot anatomis dan lubang kecil. Desain seperti payudara ini mendukung gerakan rahang anterior dan koordinasi mengisap, menelan, dan bernapas.

  • Kerusakan gigi

Jika memilih untuk memberikan susu melalui botol pada bayi akan berisiko pada kesehatan gigi, yakni berlubangnya gigi. Setelah bayi mulai tumbuh gigi, mereka bisa memiliki masalah gigi, jika tidak dirawat dengan baik.

Namun, kemudian muncul pertanyaan pada usia berapa bayi harus berhenti nge-dot?

Bayi harus mulai berhenti ngedot saat memasuki usia antara 12 hingga 18 bulan. Untuk menghindari masalah maloklusi dan perubahan pada mulut, penggunaannya tidak boleh melebihi usia 2 tahun. Namun yang terbaik, mulai menarik botol secara bertahap setelah bayi berusia enam bulan saat pemberian makanan pendamping ASI dimulai. Sejak saat itu, bayi mulai terbiasa dengan peralatan makan.

Tag dot panembahan al nahyan nasution cucu presiden jokowi menyusu

Terkini