parenting
Bruce Willis Divonis Alami Demensia Frontotemporal, Apakah Itu?
Aktor Hollywod Bruce Willis baru-baru ini dikabarkan alami Demensia Frontotemporal.
Lama tak terdengar kabarnya, aktor Hollywood Bruce Willis kini dikabarkan mengalami demensia frontotemporal. Pihak keluarga sendiri mengaku lega, lantaran mengetahui diagnosis yang jelas.
Bruce Willis sendiri sebelumnya didiagnosis afasia atau kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan bicara karena penyakit atau cedera pada otak yang terjadi pada musim semi tahun lalu.
Pihak keluarga Bruce Willis sendiri mengungkapkan, jika demensia frontotemporal merupakan bentuk demensia paling umum pada orang di bawah usia 60 tahun.
"Saat ini, tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, tapi kami harap kenyataan itu bisa dapat berubah di tahun-tahun mendatang," menurut keterangan keluarga seperti dikutip BBC.
Saat divonis mengalami demensia, Willis akan berhenti dari dunia akting karena telah berdampak pada kemampuan kognitifnya. Dalam pernyataan terbaru yang dirilis pada Kamis 16 Februari 2023, pihak keluarga berharap perhatian media untuk meningkatkan kesadaran publik terkait kondisi aktor yang membintangi Film Die Hard tersebut.
"Kami tahu di dalam hati kami bahwa - jika dia bisa hari ini - dia ingin menanggapi dengan membawa perhatian dunia dan keterhubungan terhadap mereka yang juga berurusan dengan penyakit yang membuatnya melemah ini, dan bagaimana dampaknya bagi banyak orang dan keluarga mereka."
Pernyataan tersebut ditandatangani anggota keluarga Willis, termasuk sang istri Emma Heming dan dua putri kandungnya, serta mantan istrinya, Demi Moore dengan ketiga putri mereka.
Mengenal demensia Frontotemporal
Menurut Mayo Clinic, istilah demensia frontotemporal sebenarnya mencakup sekelompok gangguan otak yang memengaruhi lobus frontal (otak bagian depan) dan temporal (otak bagian samping).
Gangguan otak jenis ini diperkirakan menjadi penyebab sekitar 10 persen hingga 20 persen kasus demensia. Namun tanda dan gejalanya bervariasi, tergantung pada bagian otak yang terkena dampaknya.
Namun menurut penelitian Universitas Navarra di Spanyol, orang dengan demensia frontotemporal ditandai dengan perubahan kepribadian, perilaku yang tidak pantas di depan umum, impulsif, apatis, kehilangan empati, perilaku berulang atau kompulsif, serta perubahan pola makan.