Anak Terbiasa Makan Sambil Menonton Televisi? Sebaiknya Mulai DIubah dari Sekarang

Makan menjadi waktu buat anak untuk mendapatkan gizi dan juga asupan penting bagi tubuh. Biasanya saat memberikan Makan, anak juga melakukan aktivitas lainnya, seperti menonton televisi.

Namun harus diketahui Moms and Dads, kebiasaan Makan sambil menonton televisi tidak baik bagi anak, karena bisa berdampak pada kesehatan fisik dan mental. Tak hanya itu, bahkan bisa juga memengaruhi hubungan sosialnya.

Jika diperhatikan, Makan sambil nonton hanya membuat perhatian anak terhadap Makanan menjadi beralih ke tontonan. Berikut beberapa dampak negatif anak yang Makan sambil menonton.

• Anak tak tahu waktu lapar dan kenyang

Dilansir dari Parenting First Cry, Makan sambil nonton akan membuat otak mengirimkan sinyal yang salah ke tubuh dan tidak memproses kepuasan Makan di area palatal mulut.

Rasa lapar dan kenyang dikontrol otak dengan catatan fokus anak ada pada Makanan. Jika fokus anak beralih ke hiburan dalam layar jenis apapun, otak akan lebih fokus menyerap informasi dari tontonan. Sedangkan kontrol pada mulut dan tangan hanya akan fokus pada gerakan, tapi tidak memiliki kontrol kapan harus berhenti atau kapan akan lanjut.

Sehingga, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi ketika anak Makan sambil nonton, yakni Anak akan Makan lebih banyak, atau justru Makan lebih sedikit karena tidak fokus mengunyah. Tak jarang anak akan menyudahi sesi Makan padahal sebenarnya tubuhnya masih membutuhkan lebih banyak asupan.

• Metabolisme terganggu

Saat anak Makan sambil nonton, maka otak akan fokus sepenuhnya pada tontonan sehingga proses gerak tubuh yang lain akan berkurang. Akibatknya metabolisme tubuh ikut melambat karena konsentrasi kerja otak sedang teralihkan. Akibatnya, Makanan dicerna lebih lambat. Penumpukan pun terjadi. Jika Makanan terlalu lama dicerna dalam lambung maka meningkatkan asam lambung dan menimbulkan masalah pencernaan.

• Masalah perilaku dalam jangka panjang

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa anak-anak yang terbiasa Makan sambil nonton cenderung mengonsumsi junk food lebih banyak dan memiliki masalah perilaku. Penelitian tersebut menemukan korelasi antara masalah perilaku anak dengan kebiasaan tak sehat Makan sambil nonton tv berkepanjangan.

Biasanya anak-anak menjadi lebih rewel, pemilih dalam hal Makan, serta lebih cepat marah. Belum lagi masalah psikis anak yang cenderung lebih rentan depresi karena kurangnya berinteraksi dengan orang lain dalam keluarga.

• Kehilangan interaksi dengan orang lain

Saat anak Makan sambil nonton, tentu saja mereka akan kehilangan interaksinya dengan orang tua. Mereka lebih senang menatap layar daripada ngobrol bersama orang tuanya.

Anak-anak yang lebih kecil juga perlu diasah interaksinya dengan orang tua saat Makan. Meski baru mulai Makan di usia 6 bulan, menikmati Makanan sambil diajak ngobrol akan menjalin interaksi yang baik dengan anak.

Melansir dari Chow Line, laman Departeman Makanan, Agrikultural dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ohio, ada penelitian yang menyebutkan bahwa, anak-anak yang Makan bersama dengan keluarganya serta berinteraksi satu sama lain memiliki kesehatan mental lebih baik dan lebih menghargai dirinya. Mereka terhindar dari depresi, memiliki nilai lebih baik di sekolah dan terhindar dari penggunaan narkotika.

• Terbiasa Makan yang tidak sehat

Anak yang Makan sambil nonton cenderung ingin ngemil Makanan manis dalam jumlah besar daripada Makan-Makanan gurih. Kebiasaan ini akan berujung pada anak yang tantrum dan tidak sehat karena Makanannya tidak diproses dengan benar dalam tubuh.

Risiko berbagai jenis penyakit juga mengintai di balik kebiasaan Makan yang tidak benar ini.

Tentunya dengan melihat dampak buruk anak yang Makan sambil menonton televisi, orangtua bisa mempertimbangkan kembali memberikan tontonan saat Makan.

Makan sambil nonton untuk sesekali kesempatan mungkin tidak terasa dampaknya. Tetapi ketika menjadi kebiasaan, tentunya akan merugikan anak.