lifestyle
Lama Menduda, Nicky Tirta Dipaksa Sang Anak Menikah Lagi
Nicky Tirta resmi berpisah dengan Liza Elly Purnamasari pada tahun 2018 silam.
Aktor sinetron yang pernah menjadi idola kaum perempuan, Nicky Tirta Djaja saat ini masih nyaman menjalani statusnya sebagai duda beranak satu. Meski sudah menjadi duda nyaris 5 tahun, saat ini Nicky mengaku didesak sang anak untuk segera mencari pasangan kembali.
Pria yang kini berusia 39 tahun ini mengungkapkan, desakan tersebut disampaikan sang anak. Padahal, ia mengaku belum ada prioritas untuk mencari jodoh.
"Akunya belum mau. Aku nggak punya prioritas ke situ sih sekarang," katanya kepada awak media.
Untuk diketahui, Nicky Tirta resmi berpisah dengan Liza Elly Purnamasari pada tahun 2018 silam. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai satu anak perempuan bernama Naara Ellyna Tirta.
Meski begitu, Nicky mengaku sudah nyaman dengan kondisi seperti sekarang.
"Sudah sangat enjoy dengan hidupku sendiri dan aktivitas tiap harinya," ucapnya.
Namun ia pun mengakui, jika ada desakan dari sang anak agar segera memiliki pasangan.
Bahkan Nicky Tirta sudah melakukan pembicaraan serius dengan sang anak terkait asmaranya. Biasanya pembicaraan tersebut dilakukan sebelum tidur.
"Biasanya sebelum tidur tuh suka deep talk (sama anak). Kadang sebagai orangtua bisa lihat mana yang bercanda, mana yang benar-benar pengin. Itu udah kayak, 'ayo dong cari lagi'," tutur Nicky Tirta.
Terkait dengan hal tersebut, sejatinya perpisahan orangtua atau perceraian memiliki dampak yang serius terhadap psikologis anak. Namun, dampak yang diterima biasanya berbeda-beda.
Dilansir dari Alodoc, dalam sebuah penelitian terungkap, jika pecahnya struktur keluarga dapat menimbulkan dampak pada anak hingga jangka panjang. Berikut beberapa dampak serius yang mungkin saja dialami oleh anak broken home;
- Masalah emosional
Rasa kehilangan, sedih, bingung, takut, marah, semua bercampur aduk dirasakan oleh anak saat tahu orangtuanya berpisah. Kehilangan salah satu sosok orangtua atau merasa tidak dicintai orangtuanya bisa juga menjadi penyebabnya. Tak jarang, anak merasa marah atau justru menyalahkan diri sebagai penyebab perpisahan orang tuanya.
- Gangguan perilaku
Sebagian anak broken home juga mengalami suasana hati yang tidak menentu (mood swing) atau gangguan suasana hati lainnya. Sebagian dari mereka memilih untuk menarik diri dari pergaulan, enggan bersosialisasi, dan tidak percaya diri.
- Gangguan mental
anak broken home juga rentan mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa meningkatkan risiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian, menyalahgunakan narkoba, bahkan melakukan percobaan bunuh diri.
Dampak serius lain yang dialami anak broken home adalah separation anxiety syndrome (SAD) atau gangguan kecemasan berpisah. Rasa cemas dan takut akibat gangguan tersebut dapat mengganggu aktivitas anak, membuat anak jadi rewel, uring-uringan, bahkan tidak mau pergi ke sekolah atau bermain dengan teman-temannya.
- Masalah keuangan dan pendidikan
anak broken home sering kali mengalami masalah keuangan yang kurang stabil jika dibandingkan dengan anak-anak dari rumah tangga yang harmonis. Selain itu, prestasi di sekolah juga memiliki kemungkinan untuk menurun. Hal ini terjadi karena mereka rentan mengalami gangguan belajar, sulit konsentrasi, dan tidak termotivasi lagi untuk belajar setelah orang tuanya bercerai.