lifestyle
Barbie Kumalasari Dikabarkan Lakukan Operasi Keperawanan, Apakah Itu?
Barbie Kumalasari disebut melakukan operasi keperawanan atau vaginoplasty beberapa waktu lalu.
Artis Barbie Kumalasari baru saja melakukan operasi keperawanan atau vaginoplasty. Setelah melakukan operasi keperawanan tersebut, Barbie tidak boleh melakukan aktivitas yang berat selama 40 hari.
Hal tersebut diketahui dari akun YouTube Rasis Infotainment yang menampilkan tayangan wawancara dengan perempuan yang kini sudah berusia 40 tahun itu.
Dalam tayangan tersebut, ia ditanya tentang lagu barunya yang berjudul "Perawan Dua Kali". Kemudian dia mengungkapkan, jika lagu tersebut mengisahkan tentang dirinya.
"Judul ini tentang diri aku sendiri. Jadi kemarin aku bilang ke Ricardo, prosedur aku, 'bos gimana kalau judul lagunya itu Perawan Dua Kali'," kata Barbie.
Ia berharap, lagu tersebut dapat menginspirasi wanita berusia di atas 40 tahun untuk bisa tampil lebih cantik.
"Mudah-mudahan lagu ini menambah semangat buat wanita-wanita," ungkapnya.
Terkait operasi keperawanan yang dilakukan Barbie, usut punya usut, ternyata Barbie Kumalasari baru melakukan prosedur operasi vaginoplasty pada 16 November silam. Barbie juga mengungkapkan, ingin melakukan operasi itu sejak 10 tahun lalu.
Setelah operasi tersebut, Barbie hanya diperbolehkan memakai rok dan tidak boleh melakukan aktivitas berat selama 40 hari.
Sekira 25 Desember 2022, ia akhirnya bisa beraktivitas normal kembali. Untuk sekali operasi vaginoplasty, Barbie harus mengeluarkan duit Rp80 juta. Ia pun bertekad memiliki penampilan yang lebih menarik di tahun baru ini. Ia juga mengaku sedang merawat badan agar tampil lebih langsing dan seksi.
Dilansir dari docdoc, Vaginoplasti merupakan prosedur bedah untuk mengencangkan, merekonstruksi dan mengembalikan tampilan asli vagina. Lantaran itu, prosedur ini juga dikenal dengan istilah operasi pengencangan vagina, operasi plastik vagina, atau rekonstruksi vagina.
Vaginoplasti dapat dilakukan sebagai prosedur bedah kosmetik elektif dan bedah plastik rekonstruktif, yang juga dapat dikombinasikan dengan bedah kelamin lainnya seperti labiaplasti dan rekonstruksi selaput dara.
Namun, sebelum menjalani vaginoplasti, pasien disarankan untuk mendiskusikan resiko dan manfaat dengan dokter bedah yang akan menanganinya atau konselor untuk memastikan keputusan dibuat dengan tepat.