konsultasi
Bayi yang Lahir Secara Caesar Harus Segera Diberi ASI, Mengapa?
Moms yang memutuskan untuk melahirkan secara caesar atau sesar wajib baca penjelasan pakar kesehatan berikut ini.
Moms yang memutuskan untuk melahirkan secara caesar atau sesar wajib baca penjelasan pakar kesehatan berikut ini.
Tanya:
Bayi yang lahir secara caesar ternyata mengalami ketidakseimbangan bakteri di usus atau disbiosis, di mana bakteri berbahayanya lebih tinggi ketimbang bakteri baik.
Untuk mengatasinya Moms harus segera memberikan asi pada Bayi yang lahir secara caesar.
Yang menjadi pertanyaan, apa manfaat pemberian asi secepatnya pada Bayi lahir caesar dan bagaimana cara tepat pemberian asi pada Bayi yang baru saja lahir secara caesar?
Jawab:
Dokter spesialis anak konsultan gastrohepatologi Dr dr Ariani Dewi Widodo, Sp.A (K) mengatakan, Bayi yang lahir secara caesar harus segera diberikan asi untuk memperbaiki kondisi mikrobiota ususnya yang tidak seimbang.
"Komposisi bakteri berbahaya lebih tinggi, sedangkan bakteri baik lebih sedikit daripada anak kelahiran normal atau pervaginaam," terang dokter lulusan Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia di sebuah webinar kesehatan, Rabu (6/4/2023).
Disbiosis usus pada anak yang lahir secara caesar akan meningkatkan risiko masalah kesehatan di masa depan terutama pada imunitas dan tumbuh kembangnya.
Itulah yang menjadi alasan mengapa komposisi mikrobiota yang seimbang diperlukan untuk pengembangan toleransi kekebalan dengan cara segera diberikan asi yang mengandung probiotik untuk memperbaiki kondisi mikrobiota usus.
"Pemberian asi akan memberikan probiotik dalam jumlah yang banyak kepada Bayi sehingga paling tidak meskipun lahir caesar, memperbaiki kerugian yang terjadi akibat tanpa pemberian probiotik," kata Ariani.
asi juga mengandung prebiotik yang juga makanan probiotik sehingga diharapkan prebiotik dan probiotik dapat berkembang dengan baik dan seimbang jumlahnya.
Ariani lalu menekankan pentingnya ibu dan Bayi menjalani inisiasi menyusu dini atau IMD sesaat setelah Bayi lahir. IMD merupakan proses Bayi menyusu segera setelah dilahirkan dengan membiarkan dia mencari puting susu ibunya sendiri.
"Saat IMD yang penting bukan Bayi berhasil menyusu tetapi ada skin to skin contact antara ibu dan Bayi yang biasanya akan meningkatkan keberhasilan menyusui," jelas Ariani.
"Kalau Bayi tidak bisa mendapatkan asi, untuk mengggantikan probiotik dan prebiotik, kita bisa berikan suplementasi," kata dr. Ariani.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), IMD diawali dengan meletakkan Bayi di atas perut ibunya. Apabila Bayi lahir secara caesar, maka diletakkan di atas dada ibu.
Keringkan Bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali kedua tangannya karena bau cairan amnion pada tangan Bayi akan membantunya mencari puting ibu yang mempunyai bau yang sama.
Maka agar baunya tetap ada, dada ibu juga tidak boleh dibersihkan. Kemudian, saat mengeringkan tubuh Bayi, tidak perlu sampai menghilangkan verniks atau lapisan pelindung kulit Bayi yang mirip seperti lemak, karena verniks dapat berfungsi sebagai penahan panas pada Bayi.
Setelah tali pusat dipotong dan diikat, tengkurapkan Bayi di atas perut ibu dengan kepala Bayi menghadap ke arah kepala ibunya.
Apabila ruang bersalin dingin, maka berikan selimut yang akan menyelimuti ibu dan Bayinya, dan kenakan topi pada kepala Bayi.
Setelah 12 hingga 44 menit Bayi akan mulai bergerak dengan menendang, menggerakkan kaki, bahu dan lengannya. Stimulasi ini akan membantu uterus untuk berkontraksi.
Meskipun kemampuan melihatnya terbatas, Bayi dapat melihat areola mammae yang berwarna lebih gelap pada sekeliling puting payudara dan bergerak menuju ke sana.
Bayi akan membentur-benturkan kepalanya ke dada ibu. Ini merupakan stimulasi yang menyerupai pijatan pada payudara ibu.
Bayi kemudian mencapai puting dengan mengandalkan indera penciuman dan dipandu oleh bau pada kedua tangannya.
Bayi akan mengangkat kepala, mulai mengulum puting, dan mulai menyusu. Hal tersebut dapat tercapai antara 27 - 71 menit.
Pada saat Bayi siap untuk menyusu, menyusu pertama berlangsung sekitar 15 menit dan setelah selesai, selama dua hingga 2,5 jam berikutnya tidak ada keinginan Bayi untuk menyusu.
Selama menyusu Bayi akan mengkoordinasi gerakkan mengisap, menelan, dan bernapas.