health
Jangan Biasakan Makan Sambil Berdiri, Jika Tidak Ingin Alami Gangguan Kesehatan Ini
Makan sambil berdiri akan menyebabkan gangguan pencernaan hingga fungsi ginjal.
Dalam menyantap makanan di acara hajatan atau saat bekerja pada zaman sekarang ini, seringkali kita melakukannya sambil berdiri. Tentunya, ada sejumlah alasan yang tentunya menjadi kelumrahan untuk orang-orang masa kini, seperti efisiensi waktu hingga tidak membuat sempit ruangan.
Namun, sejatinya hal tersebut ternyata tidak baik bagi kesehatan kita jika makan sambil berdiri. Meski terlihat sepele, justru kebiasaan itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan seseorang.
Untuk mengetahui dampak buruk makan sambil berdiri, berikut beberapa penjelasannya secara ilmiah.
- Pencernaan Terganggu
Dilansir dari MAyo Clinic, saat makan sambil berdiri akan menyebabkan konsentrasi udara berlebihan di dalam lambung sehingga membuat perut kembung dan menimbulkan rasa neyeri serta begah. Kondisi ini berbeda jika seseorang makan sambil duduk.
- Penyerapan Zat Gizi Menurun
Mengutip Henryford.com, kerja sistem pencernaan manusia dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya posisi tubuh saat mengonsumsi makanan. Jika seseorang makan sambil berdiri, maka lambung akan mengosongkan isi perut dengan cepat.
Dampaknya, berbagai zat gizi dari makanan yang seharusnya diserap dengan baik oleh usus halus menjadi tidak terserap sepenuhnya.
- Rasa Lapar Meningkat
makan sambil berdiri akan membuat proses pencernaan menjadi lebih cepat, sehingga hormon leptin tidak memiliki waktu untuk mengirimkan sinyal kenyang ke otak dan membuat rasa laparmu terus bertahan.
Mengutip dari Livestrong, jika kita mengonsumsi makanan tersebut secara berlebihan dan potensi surplus kalori menjadi tidak terelakkan.
- Fungsi Ginjal Terganggu
Dikutip dari Healthline, proses pencernaan yang terganggu akibat makan sambil berdiri akan membuat ginjal bekerja ekstra untuk mengolah air dalam membantu proses pencernaan makanan yang dikonsumsi.
Jika hal ini terus menerus terjadi, maka fungsi ginjal akan terganggu dan meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada ginjal.