parenting
Si Kecil Suka Berbohong? Cari Penyebabnya dan Ikuti Tips Ini
Moms n Dads, mungkin si kecil pernah berbohong dan sebagai orangtua ada perasaan marah, kecewa saat mengetahui si kecil berbohong.
Moms n Dads, mungkin si kecil pernah berbohong dan sebagai orangtua ada perasaan marah, kecewa saat mengetahui si kecil berbohong.
Wajar jika Moms n Dads kecewa dan marah, tetapi ada baiknya Moms n Dads mencari tahu dulu penyebab anak berbohong.
Moms n Dads biasanya anak mulai berbohong saat mereka memasuki usia prasekolah, atau di antara usia dua atau empat tahun.
Seiring usianya bertambah, maka tak menutup kemungkinan ‘kemampuan’-nya untuk berbohong juga akan bertambah dan mungkin akan semakin kreatif.
Lalu apa penyebab anak sering berdusta atau berbohong? Yuk simak penjelasan dari ahli di American Academy of Child and Adolescent Psychiatry.
Menurut mereka, berbohong mungkin mengindikasikan masalah emosional pada anak yang dipicu oleh berbagai faktor.
Misalnya si anak mengalami tekanan dari orangtua, guru atau teman-teman di sekolahnya, depresi, atau pula menjadi korban perundungan (bully).
anak-anak yang berbohong ini sebenarnya tak memiliki niat menjadi pribadi yang bandel atau jahat.
Terkadang, anak bisa berbohong karena ia belum bisa membedakan mana yang benar dan mana yang tidak.
Nah, bahayanya Moms, pola berbohong yang berulang-ulang itu kemudian menjadi kebiasaan buruk bagi dirinya kelak.
Moms n Dads perlu mengetahui penyebab anak berbohong diantaranya:
1.Ingin Menghindari Hukuman
Banyak anak yang memilih berbohong daripada berkata jujur untuk menghindari Hukuman baik dari orangtua atau guru disekolah.
anak berbohong karena takut membuat orangtuanya atau gurunya marah dan emosi.
2.Cari Perhatian
anak-anak atau remaja yang berbohong karena faktor ini, biasanya akan menceritakan kisah-kisah yang menarik perhatian dengan antusias.
Contohnya, mendapatkan mainan baru yang mahal dari orangtuanya, atau cerita-cerita yang menarik perhatian lainnya.
Kebohongan tersebut sengaja dikarangnya demi terlihat menarik, keren serta menjadi perhatian dimata teman-temannya.
3.Imajinasi yang Terlalu Tinggi
Moms, setiap anak memiliki imajinasi sendiri yang mungkin karena pengaruh bacaan, lingkungan ataupun tontonan di TV maupun video.
Berimajinasi memang bagus untuk anak-anak. Tetapi jika anak mempunya imajinasi yang terlalu tinggi juga bisa menjadi penyebab anak sering berbohong.
Biasanya hal ini terjadi pada anak kecil karena mereka cenderung memiliki imajinasi yang tinggi sehingga mereka sulit membedakan yang nyata dan khayalan.
4.Menggapai Keinginannya
Selain itu, ada juga anak yang berbohong untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. Misalnya si anak berbohong telah mengerjakan PR (pekerjaan rumah) dari sekolahnya agar bisa lekas bermain dengan teman-temannya.
Moms, sebenarnya wajar terjadi jika sesekali anak berbohong. Tetapi Moms n Dads harus waspada jika, anak berbohong diikuti dengan tindakan lainnya.
Menurut ahli di Johns Hopkins Medicine orangtua harus serius jika kebohongan yang dilakukan anak seperti di bawah ini.
Seorang anak yang berbohong dan pada saat yang sama mengalami masalah perilaku lainnya.
Misalnya membakar sesuatu, bersikap kejam kepada orang atau hewan, mengalami masalah tidur, sangat hiperaktif, atau memiliki lebih banyak masalah psikologis.
Moms mendapati si kecil sering berbohong dan tidak memiliki banyak teman, atau tidak ingin bermain dalam kelompok, atau pula terlihat memiliki harga diri yang rendah, dan mengalami depresi.
Berbohong untuk mendapatkan sesuatu dari orang lain, dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyesalan.
Lalu bagaimana menghentikan kebiasaan anak berbohong?
Moms n Dads, diusia anak 5–10 tahun merupakan saat yang tepat bagi orang tua untuk menjelaskan pada anak tentang bedanya kebohongan dan kejujuran beserta untung ruginya.
Moms n Dads harus membuat anak-anak menyadari bahwa berbohong adalah kebiasaan buruk dan hal itu akan membuat mereka terjebak dalam kesulitan nantinya. menghentikan kebiasaan anak berbohong, yaitu:
Memberikan respons dengan cara yang berbeda
Jika anak bercerita tentang hal yang tidak benar-benar ia alami, orang Moms n Dads dapat memberi respons dengan pertanyaan yang tidak bersifat menghakimi.
Dengan demikian anak terdorong untuk mengakui apa yang sebenarnya ia rasakan atau alami.
Tetapi jika anak berbohong karena menutupi kesalahannya, doronglah ia agar mau mengakui kesalahannya dan berikan pujian ketika ia mau berkata jujur.
Moms n Dads juga sebaiknya tidak langsung memarahi anak saat melakukan kesalahan, misalnya saat menumpahkan makanan hingga berserakan di lantai.
Bila anak berbohong karena ingin dianggap baik atau mendapat pujian, Moms n Dads dapat mengarahkan anak untuk bicara sesuai keadaan yang sebenarnya. Berikan penjelasan bahwa ia tidak perlu menjadi yang terbaik untuk mendapat pujian dan cukup untuk menjadi dirinya sendiri.
Menjadi contoh yang baik bagi anak-anak
Selain itu Moms n Dads harus menekankan nilai kejujuran dalam keluarga.
Beri mereka contoh perilaku yang jujur dan jangan malu untuk mengakui kesalahan serta meminta maaf dengan alasan yang jelas bila melakukan kesalahan.
Memberikan anak peringatan jika ia berbohong
Moms n Dads, jangan lupa untuk memberikan aturan dan batasan mengenai perilaku apa yang patut diterima dan apa yang tidak.
Jelaskan ke mereka konsekuensi yang akan ia terima jika berbohong agar si anak tidak mengulanginya kembali.
Tetapi Moms n Dads harus ingat ya untuk menghindari Hukuman fisik.
Menghindari sebutan ‘pembohong’
Meskipun Moms n Dads kecewa atau marah dengan perilaku anak yang berbohong, tetapi jangan memberi label ‘pembohong’ atau ‘tukang bohong’ pada anak.
Sebab, hal ini hanya akan membuatnya lebih banyak berbohong atau justru trauma. Sebaliknya, Moms n Dads dapat memberikan pujian atau kata manis untuknya ketika anak mengatakan hal yang jujur.
Pujian atau reward penting diberikan kepada anak ya Moms agar ia bisa termotivasi untuk terus berkata jujur.