parenting
Moms and Dads, Yuk Tanamkan Pentingnya Kebahagiaan Sejak Dini Kepada Buah Hati
Kebahagiaan sejak dini menjadi kunci agar tumbuh kembang anak menjadi baik di masa depan. Sekaligus bekal anak ketika di masa dewasa kelak.
Menanamkan kebahagiaan anak sejak dini dinilai menjadi salah satu langkah penting untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Pernyataan tersebut disampaikan Psikolog Ratih Ibrahim. Ia mengatakan dengan melakukan langkah tersebut, nantinya juga sebagai bekal menanamkan pola pikir dan nilai-nilai kebahagiaan kepada anak ketika dewasa kelak.
"Penting untuk menanamkan pola pikir, pemaknaan dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan sedini mungkin sebagai bekal anak untuk menjadi manusia dewasa yang utuh," katanya seperti dikutip Antara.
Ia mengatakan, anak yang tumbuh riang gembira dan dibesarkan keluarga penuh cinta akan memiliki persepsi positif mengenai dirinya dan orang lain.
Sehingga, kebahagiaan itu akan membuat anak tumbuh jadi orang yang penuh percaya diri, mudah bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, anak akan akan menjadi lebih disukai serta menumbuhkan rasa empati.
"Sel-selnya berkembang membuat anak menjadi kreatif," katanya.
Ia juga mengatakan, kebahagiaan pada anak akan membuatnya lebih bisa mengembangkan keterampilan dalam memecahkan suatu masalah dan lebih kuat saat berhadapan dengan konflik dan mencari solusi terbaik.
Ratih mengungkapkan, berdasarkan hasil survei daring The Happiness Project pada Februari 2022, terungkap 80 persen masyarakat Indonesia menganggap aspek materialistis adalah faktor penting yang berkontribusi terhadap kebahagiaan.
Kemudian 90,4 persen responden menganggap bahagia bisa diwujudkan dengan memiliki rumah bagus, 83 persen berpendapat kekayaan atau kesuksesan finansial adalah hal penting untuk bisa bahagia dan 66 persen berpikir prestasi di sekolah atau kantor adalah hal penting untuk jadi bahagia.
Ratih menilai, saat ini anggapan bahagia kerap dikaitkan dengan prestasi dan materi. Padahal, kebahagiaan sesungguhnya datang dari seseorang memaknai hidup, nilai yang dijunjung dan diupayakan dalam hidup sehari-hari.
“kebahagiaan memang bisa saja hadir dari prestasi akademis, kemapanan finansial, atau jabatan. Namun, adanya pandangan bahwa kebahagiaan hanya bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistis tersebut justru dapat menyebabkan seseorang merasa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit atau bahkan mustahil dicapai," jelasnya.
Menurutnya, bila kebahagiaan diasosiasikan dengan nilai bagus, maka kegembiraan akan menguap saat prestasi gagal dipertahankan.
Bukannya bahagia, anak bisa tertekan dan stres sehingga berubah jadi pemurung dan proses tumbuh kembangnya terhambat. Karena itu, menurutnya, pemaknaan dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan menjadi penting dibangun sejak anak-anak.
"Semakin dini usia anak, semakin baik. Orangtua dan guru memiliki peran yang begitu penting dalam proses membangun pondasi kebahagiaan ini. Dengan demikian, seluruh aspek perkembangan anak (kognitif, fisik, sosial dan emosional) akan berkembang secara optimal, anak lebih resilien, dan bahagia hingga masa dewasanya nanti."