parenting

Moms and Dads, Yuk Latih Si Kecil dengan Keterampilan Ini untuk Bekal Kelak di Masa Depan

Kemampuan kognitif dan metakognitif, kemampuan sosial dan emosional, dan kemampuan fisik dan praktikal bisa dilatih kepada anak sejak dini untuk bekal di masa depan.


Editor: Yani
Selasa, 3 Januari 2023 | 14:10 WIB
Ilustrasi bayi.
Ilustrasi bayi.

Melatih keterampilan anak sejak dini sebenarnya sangat dianjurkan kepada orangtua untuk mengetahui jelajah minat dan mendorong agar bisa menyampaikan perasaan mereka.

Menurut Psikolog, sekaligua Co-Founder TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima setidaknya, ada tiga keterampilan yang harus dikembangkan sejak dini, yakni kemampuan kognitif dan metakognitif, kemampuan sosial dan emosional, dan kemampuan fisik dan praktikal.

"Untuk mendorong perkembangan ini, orang tua dapat memberikan anak ruang dan waktu untuk menjelajahi minat mereka, mendorong mereka menyuarakan pendapat, mengajari cara mengomunikasikan perasaan, melibatkan mereka dalam proyek kolaboratif, serta mendorong mereka untuk melakukan berbagai aktivitas fisik," kata Saskhya seperti dikutip Antara.

Ia mengemukakan, melatih anak dalam kemampuan kognitif dan metakognitif, bisa mengajak buah hati berdiskusi dan menyampaikan pendapat sejak mulai bisa berbicara. Hal tersebut dicontohkan Saskhya pada anak usia dua tahun.

Pada umur tersebut, menurut Saskhya, anak bisa diajak terlibat memilih satu dari dua makanan yang ingin dimakan.

Namun, jika anak masih bayi, kemampuan tersebut bisa dilatih sesederhana mungkin dengan mengajak anak berbicara dan menyebutkan benda-benda di sekitarnya. Selain itu, perlu juga memberi ruang dan waktu untuk menjelajahi minat mereka dengan memberikan anak kebebasan dalam mengeksplorasi kreativitasnya.

Ia mengemukakan, tantangan bagi orangtua dalam melatih anak, yakni harus sabar dalam menunggu proses anak dan bisa mengasuh dengan lebih 'mindful'.

Diungkapkannya, kadang kala orangtua tidak sabar saat menunggu anak menyelesaikan pekerjaan yang menurut orang dewasa sepele, seperti menggunting kertas. Karena itu, Saskhya mengingatkan orangtua untuk menahan diri membantu, agar anak kelak bisa mandiri dalam menyelesaikan masalah.

"Tunggu dulu, kalau mau bantu pakai 'mulut' dulu, kasih instruksi saja. Tunggu waktu seberapa pun geregetannya kita, itu akan berguna buat anak," ujarnya.

Ia juga menambahkan, anak yang terlalu banyak diatur sejak kecil kelak akan kesulitan membuat pilihan.

Kemudian untuk mendorong perkembangan sosial dan emosional, Saskhya menganjurkan untuk membiasakan anak mengomunikasikan perasaannya secara sehat.

Ketika anak marah, misalnya, tahan rasa jengkel dan beri pengakuan serta validasi atas perasaannya. Ia melanjutkan, dari situ, anak akan dapat belajar bahwa perasaan bisa diungkapkan secara baik-baik.

"Orangtua perlu jadi pendengar kalau anak sedang mengungkapkan perasaannya, jangan dipotong," pesan dia.

Tak hanya itu, libatkan juga anak dalam kegiatan yang membutuhkan kerja sama dengan orang lain.

Peran orangtua juga berperan sebagai panutan anak soal keterampilan sosial dan emosi yang baik.

"Perhatikan bagaimana anak saat marah, mungkin sekali anak mengikuti kita," katanya.

Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan fisik dan praktikal, orangtua bisa melatih anak melakukan hal-hal seperti memakai baju sendiri dan mengambil air minum sendiri.

"Kita harus berpikir kita membesarkan orang dewasa tapi masih anak-anak karena tujuannya kalau kita tidak ada, mereka sudah lebih siap untuk jadi pembelajar terus menerus," katanya.

Tag keterampilan anak psikologi anak kemampuan anak

Terkini