parenting
Anak Mengadu Tak Punya Teman di Sekolah, Orangtua Harus Lakukan Apa?
Ketika Anda melihat anak Anda kesulitan dalam berinteraksi sosial, ada kemungkinan anak Anda memiliki karakter introvert.
Sebagian orangtua khawatir jika anak mereka tak punya teman di sekolah. Bisa dibayangkan, teman-temannya asyik bermain sementara si anak sendiri tak ditemani siapa pun.
Lantas apa yang harus dilakukan jika anak Anda mengadu kalau dia tak punya teman di sekolah? Jangan diledek, Anda bisa melakukan beberapa hal ini seperti dilansir dari laman Klikdokter:
1. Pahami dan Kenali Karakter Anak
Ketika Anda melihat anak Anda kesulitan dalam berinteraksi sosial, ada kemungkinan anak Anda memiliki karakter introvert. Biasanya, anak dengan karakter ini cenderung selektif dalam memilih teman, berbeda dengan anak ekstrovert yang dengan mudah berbaur dengan siapa saja.
Untuk mengenali karakter anak, Anda bisa meminta bantuan seorang psikolog yang dapat melakukan tes. Jika memang karakternya introvert, penting untuk melihat apakah salah satu atau kedua orang tua juga memiliki karakter yang serupa, karena faktor genetik bisa memengaruhi hal ini.
Anak dengan karakter introvert biasanya memiliki sedikit teman, namun teman-temannya cenderung baik, setia, dan memiliki hubungan yang erat dengan anak.
2. Ajak Anak untuk Bersosialisasi dengan Baik
Seorang psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi, menekankan pentingnya orang tua untuk mengajak anak berinteraksi sosial sejak usia dini, tanpa harus menunggu hingga usia sekolah.
Anda dapat mengajak anak ke taman bermain, mengikutinya dalam kelompok bermain, atau pada dasarnya mengenalkannya pada berbagai situasi yang melibatkan orang lain di luar keluarga.
"Pendidikan seperti ini akan membantu anak memahami orang-orang sebayanya, belajar berbagi, menjadi lebih percaya diri, terutama ketika ada konflik. Anak juga dapat menjadi asertif tanpa kehilangan kegembiraannya," jelas Ikhsan.
Namun, bagaimana jika anak Anda terlalu suka menyendiri atau tampaknya tidak memiliki teman, bahkan saat dia sudah remaja?
"Di sini, sebagai orang tua, Anda harus bertanya. Anda bisa mulai dengan pertanyaan seperti, 'Mengapa kamu tidak pernah memperkenalkan teman-temanmu kepada Mama?' Jika alasan yang diberikan anak tampak meragukan, maka kemungkinan besar ia benar-benar tidak memiliki teman. Namun, jika ia memiliki sedikit teman dan mereka benar-benar dekat, itu adalah hal yang positif. Namun, jika tidak ada teman sama sekali, itu adalah hal yang perlu diwaspadai," ungkap Ikhsan.
3. Undang Teman Sebaya ke Rumah
Langkah sederhana yang bisa Anda ambil adalah mengundang teman sebaya anak ke rumah, terutama jika anak masih berusia TK atau SD. Anda juga dapat bertanya kepada anak apakah ada teman di sekolah yang ingin dia ajak pulang.
Jika teman-teman datang ke rumah, biarkan mereka berinteraksi dan menghabiskan waktu bersama.
4. Kenali Masalah yang Mungkin Dialami Anak
Ketidakmampuan anak untuk berinteraksi sosial juga bisa disebabkan oleh masalah yang mungkin dialami anak dan tidak diketahui orang tua.
"Ia mungkin mengalami perlakuan buruk dari teman-temannya atau bahkan menjadi korban bullying, atau mungkin dia memiliki gangguan kecemasan ketika berada di lingkungan sosial. Orang tua perlu memahami apakah lingkungan sekitar anak membuatnya merasa nyaman atau sebaliknya," ungkap Ikhsan.
Jika anak sudah dari kecil cenderung pendiam dan kesulitan bergaul, itu mungkin karena karakter introvertnya. Namun, jika anak yang dulunya aktif, ceria, dan suka berbicara tiba-tiba menjadi pendiam, menarik diri, dan tampak tidak memiliki teman, itu bisa menjadi tanda bahwa anak sedang mengalami masalah.
5. Mendaftarkan Anak dalam Kegiatan
Ada banyak kegiatan yang dirancang khusus untuk anak. Untuk membantu anak bersosialisasi dan memiliki teman, Anda dapat mendaftarkan anak ke kegiatan seperti kelas bela diri, menari, atau kegiatan lain sesuai minatnya. Lebih baik lagi jika kegiatan tersebut melibatkan banyak anak dan bukan kegiatan individual.
6. Keterlibatan Orang Tua dengan Bijak
Dalam mengatasi masalah ini, peran orang tua sangat penting, namun keterlibatan harus dibatasi.
Jika anak terlihat malu-malu ketika berinteraksi dengan teman-temannya, Anda bisa memberikan bantuan, namun batasi diri Anda untuk memberikan ide atau saran, tanpa mengontrol sepenuhnya permainan mereka. Hal ini bertujuan untuk menghindari anak-anak lain merasa canggung.
7. Komunikasikan dengan Guru Anak Anda
Karena Anda tidak dapat mengawasi anak di sekolah setiap saat, penting untuk berkomunikasi dengan guru atau wali muridnya. Anda dapat bertanya apakah ada masalah di sekolah, apakah ada teman yang sering mengganggu anak, apakah anak sering menjauh dan menangis, atau mungkin malah berperilaku nakal.
Jika ada masalah serius, seperti bullying atau masalah lain yang memengaruhi kesejahteraan anak, Anda perlu berbicara secara langsung dan bijak dengan anak. Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari seorang psikolog anak, terutama jika ada tanda-tanda gangguan kesehatan mental yang memengaruhi anak.